Mengenal Rotary Evaporator dari Being: Pengertian, Komponen dan Cara Kerja

Mengenal Rotary Evaporator dari Being: Pengertian, Komponen dan Cara Kerja

Mengenal Rotary Evaporator dari Being_ Pengertian, Komponen dan Cara Kerja

Rotary evaporator (rotovap) adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menguapkan pelarut atau komponen volatil dari campuran bahan kimia melalui proses destilasi yang efisien. Alat ini banyak digunakan dalam penelitian kimia, farmasi, dan bioteknologi untuk memisahkan senyawa atau mengurangi volume pelarut. Rotary evaporator menggabungkan prinsip pemanasan, pemutaran, dan vakum untuk meningkatkan laju penguapan.

Bagian-Bagian Komponen Rotary Evaporator

  • Labu Alas Bulat (Round Bottom Flask): berfungsi sebagai wadah untuk larutan yang akan dievaporasi. Labu ini diputar selama proses penguapan untuk meningkatkan efisiensi.
  • Kondensor (Condenser): mengubah uap pelarut kembali menjadi bentuk cair. Kondensor biasanya dilengkapi dengan aliran air dingin untuk mendinginkan uap yang keluar dari labu.
  • Motor Penggerak (Rotary Motor): memutar labu alas bulat pada kecepatan tertentu, yang membantu mempercepat proses penguapan dengan meningkatkan area permukaan larutan.
  • Water Bath: menyediakan panas untuk menguapkan pelarut. Suhu pada water bath dapat diatur sesuai kebutuhan proses evaporasi.
  • Pompa Vakum (Vacuum Pump): mengurangi tekanan di dalam sistem, sehingga titik didih pelarut menurun dan memungkinkan penguapan pada suhu lebih rendah, yang penting untuk melindungi senyawa sensitif terhadap panas.
  • Termostat (Heater): mendukung proses penguapan, labu biasanya dipanaskan menggunakan panci pemanas yang dilengkapi dengan termostat. Pemanasan ini meningkatkan laju penguapan, tetapi suhu harus diatur secara hati-hati untuk menghindari kerusakan senyawa atau penguapan terlalu cepat. Termostat menjaga suhu dalam rentang yang aman dan optimal untuk setiap proses.
  • Labu Penampung (Receiver Flask): wadah yang digunakan untuk menampung uap pelarut yang menguap karena suhu atau proses pemanasan di water chamber. Proses pemasangan labu pelampung ini biasanya menggunakan penjepit, sehingga mudah untuk dilepas pasang.

Cara Kerja Rotary Evaporator

Proses kerja rotary evaporator pada dasarnya adalah pemisahan komponen-komponen yang lebih volatil (misalnya pelarut) dari campuran berdasarkan perbedaan titik didih. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam proses pengoperasian rotary evaporator:

  1. Persiapan Awal
    Pertama, labu diisi dengan campuran bahan kimia yang ingin dipisahkan, terutama pelarut yang mudah menguap. Setelah itu, labu dipasang pada motor penggerak.
  2. Pemanasan Cairan
    Panci pemanas yang terhubung dengan labu dipanaskan hingga mencapai suhu yang diperlukan untuk menguapkan pelarut. Pemanasan ini dilakukan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih pelarut di bawah tekanan atmosfer normal, berkat penggunaan vakum.
  3. Rotasi Labu
    Labu mulai diputar dengan kecepatan yang dapat disesuaikan. Gerakan rotasi ini memungkinkan cairan di dalam labu untuk tersebar lebih merata, meningkatkan permukaan kontak antara cairan dan uap, sehingga mempercepat proses penguapan.
  4. Penguapan di Bawah Vakum
    Vakum yang diterapkan pada sistem mengurangi tekanan di sekitar cairan dalam labu, yang secara signifikan menurunkan titik didihnya. Dengan menguapkan pelarut pada suhu yang lebih rendah, proses ini mencegah kerusakan bahan kimia yang lebih sensitif terhadap panas.
  5. Kondensasi Uap
    Uap yang terbentuk dari cairan yang menguap mengalir ke dalam kondensor, yang dilengkapi dengan pendingin. Di kondensor, uap didinginkan dan mengembun menjadi cairan lagi. Proses ini terjadi karena uap mengalami penurunan suhu sehingga kembali menjadi cairan.
  6. Pengumpulan Cairan
    Cairan yang terkompresi dalam kondensor mengalir ke kolektor cairan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama alat bekerja, menghasilkan pemisahan pelarut dari komponen lainnya.
  7. Penyelesaian dan Pemisahan
    Setelah proses evaporasi selesai, pelarut yang telah terpisah akan terkumpul di dalam kolektor cairan, dan komponen lainnya tetap berada dalam labu. Proses ini memungkinkan penurunan volume pelarut dan pemurnian komponen yang diinginkan.

Secara ringkasnya, sistem kerja rotary evaporator ini dengan meningkatkan laju penguapan pelarut dengan cara mengurangi tekanan untuk menurunkan titik didih pelarut, memutar sampel untuk meningkatkan luas permukaan efektif, memanaskan larutan, dan kemudian pelarut yang menguap akan mengembun di kondensor kaca yang didinginkan.

Gambar 1. BEING Rotary Evaporator (https://indogen.id/lab-rotary-evaporator/)

Gambar 1. BEING Rotary Evaporator (https://indogen.id/lab-rotary-evaporator/)

Fitur Rotary Evaporator dari BEING sebagai berikut.

  • Desain sederhana untuk operasi satu tangan secara manual atau otomatis.
  • Sistem penyegelan PTFE yang unik memberikan kestabilan termal yang luar biasa, meminimalkan korosi, dan membantu memastikan operasi bebas masalah setiap hari.
  • Metode pemanasan ganda untuk air dan minyak dengan perlindungan overheating.
  • Pengontrol PID dengan input parameter yang mudah dan layar LCD besar untuk tampilan yang jelas.

Keuntungan Penggunaan Rotary Evaporator

  • Efisiensi Tinggi: dengan penggunaan vakum, rotovap dapat menguapkan pelarut pada suhu yang lebih rendah, menghemat waktu dan energi.
  • Pemisahan yang Lembut: proses penguapan yang terjadi pada suhu rendah menghindari kerusakan termal pada senyawa yang lebih sensitif.
  • Pengendalian Proses: sistem kontrol yang dapat diatur, seperti kecepatan rotasi dan suhu, memungkinkan pengaturan yang lebih presisi sesuai kebutuhan eksperimen.
  • Hemat Waktu: percepatan rotasi dan penggunaan vakum mempercepat penguapan dibandingkan dengan teknik destilasi konvensional.

Spesifikasi  BEING Rotary Evaporator

Model RV-21M RV-21A
Performance Rotation speed 20 – 300 rpm
Water bath temperature range Water: RT+5~99℃ , Oil: RT+5~180℃ (Option)
Evaporating speed 22 ml/min
Ultimate vacuum 8 mbar
Features Speed setting LCD display with knob
Lifting mode Manual automatic
Motor function N/A DC brushless motor
Structure and composition Main motor DC brushless DC brushless motor
Condenser Snake Condensate Condensate Area 0.15m2, 1L Rotary Bottle,

1L Collecting Bottle, TS29 / 38 Bottle Clamp, Ball Face S35 / 20

Vacuum Seal PTFE and Teflon Coating
Heating bath Interior water bath size Φ 230 mm x 130 mm
Water bath material Stainless steel Corrosion resistant coating
Heating power 1000 W
Temperature range 5~35 ℃
Electrical input 220V 50/60Hz

 

Model RV-5A RV-10A RV-20A RV-50A
Size 5L 10L 20L 50L
Performance Rotation speed (rpm) 10-180 10-130 10-130 10-120
Evaporate rate (Max. L/h)) 2 3.5 5 9
Ultimate degree (mbar) 8 mbar
Temperature rate (℃) Water: RT+5~99℃ , Oil: RT+5~180℃ (Option)
Temperature stability (℃) ±1
Function Controller PID controller
Safety 1.Over current protection

2. Over temp. protection

3. Power interruption alarm 4. Anti-dry protection

Display LCD screen
Lift mode Auto lift
Heating power consumption (W) 2000 3000 4000 5000
Condensation area (M2) 0.28 0.49 1.29 1.75
Capability of rotatory bottle 5L 10L 20L 50L
Capability of collecting bottle 3L 5L 10L 20L
Sealing gasket PTFE and Teflon Coating
Lifting distance (mm) 150 190 210 250
Trolley No Aluminum alloy bracket
Water Bath Dimension (mm) Diameter 280×175 Diameter 365×225 Diameter 445×250 Diameter 552×320
Material SUS304 Water Bath + PTFE Teflon coating
Interface size Condensate interface (mm) 14 18
Vacuum interface (mm) 10 18
Exterior dimension W×D×H(mm) 830×345×1135 850×510×1780 880×510×1780 1030×510×2070
Power 220V 50HZ
Ambient temperature 10-35℃

Referensi

Adewale, O.B., David, A., Abiodun, O.B., & Craig, A.M. (2007). Studies on antimicrobial, antioxidant and phytochemical analysis of Urena lobata leave extract. https://www.semanticscholar.org/paper/Studies-on-antimicrobial%2C-antioxidant-and-analysis-Adewale-David/810b5c7f8ed962e02fa0603e8510a1cc7ddc3f97

Geankoplis, C.J. (2003). Transport Process and Separation Process Principles (4th ed.). New Jersey: Prentice-Hall. https://www.researchgate.net/publication/234827966_Transport_processes_and_separation_process_principles_includes_unit_operations_fourth_edition

Daryono, E.D. (2008). Oleoresin dari Jahe Menggunakan Proses Ekstraksi Dengan Pelarut Ethanol. Malang: Institut Teknologi Nasional. https://eprints.itn.ac.id/12156/

Perry, R.H. (1984). Perry’s Chemical Engineers’ Handbook (8th ed.). New York: McGraw Hill Book Company, Inc. https://www.accessengineeringlibrary.com/binary/mheaeworks/eb04e4b5528444e6/c6ad8abfe2b122f6e824008c3bfc2716ac8bf688739a593adf279b97a02ea753/book-summary.pdf