Sejak pertengahan abad ke-20, hewan peliharaan lebih sering dianggap sebagai “anggota keluarga” dalam rumah tangga. Anjing dan kucing telah menjadi sahabat manusia selama lebih dari 10.000 tahun. Mereka telah berbagi lingkungan dan telah memperoleh status utama sebagai “hewan peliharaan” dalam masyarakat kita yang modern saat ini. Namun, kucing dan anjing masih dapat menjadi sumber infeksi manusia oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, parasit, dan jamur. Artikel ini akan mengulas penyakit yang muncul dari hewan peliharaan dan mengenalkan perangkat diagnostiknya yang cepat yaitu dengan rapid test.
A. Jenis-jenis penyakit berbahaya yang perlu diketahui pada hewan peliharaan
1. Penyakit pada Anjing
1.1 Rabies
Meskipun rabies anjing telah terkendali di banyak bagian dunia maju, rabies masih menjadi masalah besar pada anjing peliharaan. Lebih dari 99% kasus rabies pada manusia masih terkait dengan paparan anjing. masuknya rabies ke Pulau Bali, Indonesia, pada tahun 2008, yang menyebabkan lebih dari 130 kematian manusia. Demikian pula, negara-negara yang telah memberantas rabies anjing tidak terkecuali dari re-introduksi yang tidak disengaja melalui perdagangan hewan peliharaan atau adopsi anjing (seringkali anak anjing) di negara-negara endemis rabies dan dibawa kembali ke rumah.
Penyakit Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang menyerang sistem saraf pusat sehingga terjadi kerusakan otak dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Virus ini dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi.
1.2 Parvo
Parvo merupakan penyakit yang sangat menular pada anjing. parvovirus mudah menyebar melalui kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi, kontak dengan feses (tinja) dari anjing yang terinfeksi, atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus. Permukaan tersebut dapat mencakup kandang, mangkuk makanan dan air, kalung dan tali kekang, serta tangan dan pakaian orang yang memegang anjing yang terinfeksi.
Penyakit ini disebabkan oleh canine parvovirus tipe 2 (CPV-2). Virus ini menyerang sel darah putih dan saluran pencernaan anjing. Pada anak anjing, virus ini juga dapat merusak otot jantung. Karena canine parvovirus sangat menular, anjing yang diduga atau dipastikan terinfeksi perlu diisolasi dari anjing lain untuk meminimalkan penyebaran infeksi.
1.3 Distemper
Distemper merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus distemper. Virus ini menyerang sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf anjing. Distemper dapat menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan bahkan koma. Semua anjing berisiko terkena distemper. Yang paling berisiko adalah anak anjing yang berusia di bawah empat bulan dan anjing yang belum divaksinasi terhadap virus distemper.
Virus distemper anjing juga dapat menyebabkan permukaan hidung dan telapak kaki anjing menebal dan mengeras, sehingga dijuluki “penyakit telapak kaki keras”. Jika terinfeksi sebelum gigi permanennya tumbuh, anjing akan mengalami kerusakan gigi permanen. Penularannya terjadi melalui bersin, batuk, atau gonggongan. Virus ini juga dapat ditularkan melalui mangkuk makanan dan air bersama serta barang-barang lainnya. Setelah terinfeksi, anjing mengeluarkan virus dalam cairan tubuh seperti droplet pernapasan, air liur, atau urine, dan dapat menular selama beberapa bulan.
1.4 Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit menular pada anjing yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Semua anjing berisiko terkena leptospirosis, tanpa memandang usia, ras, gaya hidup, lokasi geografis, musim, dan faktor lainnya. Penyakit ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal dan/atau hati. Beberapa anjing mungkin mengalami penyakit paru-paru yang parah dan kesulitan bernapas yang cepat. Kerusakan pada otot jantung diduga terjadi dalam beberapa kasus. Leptospirosis juga dapat menyebabkan gangguan pendarahan, yang dapat menyebabkan muntahan, urin, feses (tinja), atau air liur yang bercampur darah; mimisan; dan bintik-bintik merah pada gusi atau selaput lendir lainnya, atau pada kulit berwarna terang. Cairan dapat menumpuk di dalam tubuh, menyebabkan kaki bengkak atau cairan berlebih di dada atau perut.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat ditemukan di seluruh dunia di tanah dan air. Leptospirosis lebih umum terjadi di daerah beriklim hangat dengan curah hujan tahunan yang tinggi, tetapi dapat terjadi di mana saja, terutama setelah hujan lebat dan banjir. Leptospirosis paling sering menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, terutama (tetapi tidak hanya) hewan pengerat liar. Anjing yang terinfeksi mungkin tampak sehat tetapi tetap mengeluarkan bakteri Leptospira dalam urinnya. Bakteri ini dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan di tanah yang basah oleh urine.
1.5 Penyakit lainnya
Anjing juga dapat menderita berbagai penyakit lain, seperti Infeksi kutu, cacingan, Kennel Cough, Brucellosis, diabetes, penyakit jantung dan kanker.
2. Penyakit pada Kucing
2.1 Feline Panleukopenia (FPV)
Feline panleukopenia (juga disebut distemper kucing) adalah penyakit yang sangat menular dan berpotensi fatal pada kucing yang disebabkan oleh Feline Panleukopenia Virus (FIV). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh kucing, mirip dengan HIV pada manusia. Virus ini menyebabkan penurunan sel darah putih dan dapat mengancam nyawa. Kucing yang terinfeksi menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi. Anak kucing adalah yang paling parah terkena dampaknya.
Penyakit ini umumnya menular melalui gigitan, sehingga menjaga kucing dari perkelahian dengan kucing liar sangat penting. melalui feses (tinja) dan cairan tubuh seperti urin dan sekresi hidung. Kucing yang rentan dapat terinfeksi saat bersentuhan dengan zat-zat ini, kucing yang terinfeksi itu sendiri, atau bahkan kutu dari kucing yang terinfeksi. Kucing hamil yang terinfeksi juga dapat menularkan virus ke anak kucing yang belum lahir.2.2 Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
2.2 Feline Leukemia (FeLV)
Feline Leukemia atau penyakit leukimia pada kucing menyebabkan anemia, kanker, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh Feline leukemia virus (FeLV) merupakan retrovirus dalam famili Oncovirinae. Status retrovirus setiap kucing yang berisiko terinfeksi harus diketahui. Kucing yang terpapar FeLV dapat mengalami satu dari tiga hasil: abortif, regresif, atau progresif. Dalam bentuk progresifnya, infeksi FeLV dikaitkan dengan kondisi seperti anemia berat, keganasan, dan imunosupresi.
2.3 Toksoplasmosis
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa yaitu Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyerang kucing dan manusia. Penyakit ini telah ditemukan di seluruh dunia. Kucing liar dan domestik adalah satu-satunya inang definitif parasit tersebut. Kucing yang terinfeksi dapat menularkan penyakit tersebut ke manusia dan hewan lainnya.
Ada 3 tahap infeksi Toxoplasma gondii:
2.4 Rabies
Sama seperti pada anjing, kucing juga dapat terinfeksi virus rabies. Rabies adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Infeksi ini langsung mempengaruhi system syaraf pusat. Kucing yang terinfeksi dapat mengalami demam, hipersalivasi (keluar air liur yang berlebihan), menggigit-gigit benda, pupil melebar, perubahan abnormal pada nafsu makan, agresif. Pada tahan terakhir kucing dapat mengalami kelumpuhan dan kegagalan pada pernafasan, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kematian.
2.5 Feline Calicivirus (FCV)
Penyakit ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas. Gejala yang ditimbulkan adalah hilangnya nafsu makan, mata berair, hidung berlendir, luka pada lidah dan bibir, sulit bernafas, dak sakit sendi. Pada kasus yang berat terjadi juga pneumonia, hepatitis, dan pendarahan. Penularannya dapat melalui lender mata dan hidung, menghirup virus dari bersin, penggunaan mangku makan dan litterbox bersama, dan kontaminasi lingkungan.
2.6 Penyakit lainnya
Kucing juga dapat menderita berbagai penyakit lain, seperti infeksi kutu, cacingan, penyakit kulit, diabetes, jantung dan kanker.
B. Deteksi Cepat Penyakit Anjing dan kucing Hewan Peliharaan dari Merk Elabscience
Pengujian veteriner dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan, kualitas, dan daya jual peternakan dan hewan serta produk hewan nasional dengan mencegah, mengendalikan, dan memberantas penyakit hewan, serta memantau dan meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan. Elabscience telah mengembangkan produk pendeteksi penyakit hewan berdasarkan keunggulan teknologi yang dikumpulkan dalam pengujian imunologi. Salah satu jenis deteksi yang telah mereka kembangkan yaitu tes uji cepat atau rapid test. Metodenya menggunakan prinsip lateral flow assay yaitu imunoassay kromatografi yang berdasarkan pada hasil kualitatif antigen-antibodi.
Gambar 1. Rapid Test Kit Penyakit Hewan Merk Elabscience
Di bawah ini adalah Produk VETASSAY dari Merk Elabscience untuk mendeteksi Penyakit hewan peliharaan anjing dan kucing.
Tabel 1. Rapid Test Kit Penyakit Hewan dari Elabscience
Merk | No. Katalog | Deskripsi | ∑ Test |
Elabscience | E-AD-C023 | Canine Parvovirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C024 | Rabies Virus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C025 | Canine Distemper Virus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C044 | Canine Toxoplasmosis Antibodies Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C045 | Canine Coronavirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C064 | Canine Influenza Virus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C065 | Canine Adenovirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C079 | Canine Leptospira IgM Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C099 | Canine Toxoplasmosis Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C046 | Canine Leishmania Antibodies Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C060 | Rotavirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C098 | Rotavirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C100 | Cat Toxoplasmosis Antibodies Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C061 | Feline Leukosis Virus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C062 | Feline Coronavirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C101 | Feline Calicivirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
Elabscience | E-AD-C102 | Feline herpesvirus Antigen Lateral Flow Assay Kit | 40T |
VETASSAY untuk deteksi Penyakit hewan lainnya dapat dilihat pada artikel berikut:
Adapun Rapid test khusus poultry dari merk Quicking Biotech klik disini.
Sumber: