Kuantitasi protein merupakan bagian tidak terpisahkan dari alur kerja di laboratorium dan sering menjadi pilihan penting sebelum isolasi, separasi dan analisis dengan kromatografi, elektroforesis atau teknik imunokimia.
Setiap pengujian protein memiliki keterbatasan, tergantung dengan aplikasi dan sampel protein spesifik yang akan diuji. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengujian protein diantaranya, sensitivitas, kompatibilitas substansi dalam sampel (seperti, deterjen, agen reduksi, agen chaotropic, inhibitor, bermacam garam dan buffer), linearitas kurva standar dan variasi protein-ke-protein. Elabscience memberikan solusi dengan menawarkan berbagai pengujian untuk mendeteksi total protein secara kuantitatif dengan teknik kolorimetri.
Kuantitasi protein paling sering menggunakan metode kolorimetri. Metode kolorimetri untuk mengetahui konsentrasi protein yaitu, menggunakan metode pengikatan warna dengan Coomassie blue G-250, metode biuret, metode Lowry, metode bicinchoninic acid (BCA) dan dengan metode colloidal gold protein. Dari ke 5 metode tersebut, yang paling umum digunakan yaitu dengan metode Coomassie/Bradford dan Biuret/BCA.
Prinsip kerja dari metode BCA yaitu mereduksi Cu2+ menjadi Cu1+ oleh protein dalam medium basa dengan deteksi kolorimetri sangat sensitif dan selektif dari kation cuprous (Cu1+) oleh asam bikininat (BCA).
Tahap pertama merupakan chelating tembaga dengan protein dalam lingkungan basa akan membentuk kompleks biru muda. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi biuret, dimana peptida yang mengandung tiga atau lebih residu asam amino membentuk kompleks kelat (chelate) berwarna dengan ion cupric dalam lingkungan basa yang mengandung natrium kalium tartrat.
Tahap kedua yaitu reaksi pembentukan warna, BCA bereaksi dengan kation tereduksi (cuprous) yang terbentuk pada tahap pertama. Hasil reaksi akan terbentuk warna ungu kuat, yang merupakan hasil chelating dua molekul BCA dan satu tembaga. BCA maupun tembaga dapat larut dalam air dan menunjukan penyerapan yang kuat dengan panjang gelombang 562 nm dengan peningkatan konsentrasi protein. Kompleks ini 100 kali lebih sensitif (deteksi batas terendah) dibandingkan dengan warna biru pucat pertama reaksi.
Ikatan peptida protein bereaksi dengan kompleks ion cupric (Cu2+) dalam larutan basa membentuk produk berwarna ungu dan terbaca dengan panjang gelombang 540 nm.
Coomassie brilliant blue G-250 akan berikatan dengan protein dalam lingkungan asam mengubah warna dasar Coomassie brilliant blue G-250 yaitu merah menjadi warna biru pada panjang gelombang maksimal 595 nm.
Berikut merupakan daftar kit untuk deteksi protein yang dijual oleh PT INDOGEN :
No Katalog | Deskripsi | Sensitivitas | Kisaran deteksi | Tipe sampel |
---|---|---|---|---|
E-BC-K318-M | BCA Protein Colorimetric Assay Kit | 0.0165 mg/ml | 0.01651 mg/ml | Aplikasi luas, cocok untuk berbagai sampel |
E-BC-K165-M | Biuret Protein Colorimetric Assay Kit | 0.58 g/L | 0.58-100 g/L | Cocok untuk sampel dengan konsentrasi tinggi misalnya serum, plasma |
E-BC-K165-S | Biuret Protein Colorimetric Assay Kit | 0.373 g/L | 0.58-80 g/L | Cocok untuk sampel dengan konsentrasi tinggi misalnya serum, plasma |
E-BC-K168-M | Bradford Protein Colorimetric Assay Kit | 0.046 mg/ml | 0.046-0.6 mg/ml | Cocok untuk serum, plasma dan jaringan hewan |
E-BC-K168-S | Bradford Protein Colorimetric Assay Kit | 0.026 mg/ml | 0.026-1.2 mg/ml | Cocok untuk serum, plasma dan jaringan hewan |
Sumber
https://file.elabscience.com/documents/biochemical_protein.pdf
https://assets.thermofisher.com/TFS-Assets/LSG/brochures/protein-assay-technical-handook.pdf
https://onelab.andrewalliance.com/library/bca-colorimetric-protein-assay-X5nPg0gP