Pemeriksaan Ferritin sebagai Salah satu Indikasi Anemia

Pemeriksaan Ferritin sebagai Salah satu Indikasi Anemia

Pemeriksaan Ferritin sebagai Salah satu Indikasi Anemia

Apa itu Ferritin?

Feritin adalah Protein uniseluler yang mengikat dan mengeluarkan zat besi (Fe) secara terkontrol. Sebagian besar zat besi dalam tubuh terikat pada protein ini. Ferritin banyak ditemukan pada hati, limfa, sumsum tulang belakang, otot rangka dan sedikit dalam darah. 

 

Fungsi Ferritin dalam tubuh

Protein ini berfungsi mengikat zat besi yang beredar dalam tubuh serta mengontrolnya, ini penting dalam homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis merupakan proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh seperti ditunjukan pada Gambar 1. Peran utamanya yaitu dalam penyerapan zat besi dimana ferritin berfungsi sebagai ferroksidase, mengubah Fe(II) menjadi Fe(III) yaitu zat besi yang masuk dan keluar di inti mineral feritin.

Besi merupakan toksik atau racun dalam sistem seluler karena dapat menimbulkan terjadinya reaktif spesies yang secara langsung dapat merusak DNA dan protein.

 

Pentingnya Pemeriksaan Ferritin

Pemeriksaan ferritin sangat penting untuk mengetahui kadar zat besi yang tersimpan dalam tubuh. Salah satu gangguan yang sering dialami karena kekurangan zat besi dalam tubuh yaitu Anemia. Anemia adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan hemoglobin darah. Zat besi diketahui merupakan salah satu komponen penting pembentuk hemoglobin.

Selengkapnya mengenai Anemia dapat klik disini.

 

Di sebagian besar jaringan, feritin adalah protein penyimpan besi utama. Setiap molekul feritin dapat mengandung sebanyak 4.000 atom besi. Dalam kondisi normal, ini mungkin mewakili 25% dari total besi yang ditemukan dalam tubuh. Selain itu, feritin dapat ditemukan di beberapa isomer.

Konsentrasi tinggi feritin ditemukan dalam sitoplasma sistem retikuloendotelial, hati, limpa dan sumsum tulang. Metode yang sebelumnya digunakan untuk mengukur zat besi tidak memiliki sensitivitas yang memadai, dan bersifat invasif, menyebabkan trauma pasien. Saat ini telah tersedia Kit ELISA untuk mengukur feritin dalam serum, yang berguna dalam menentukan perubahan dalam penyimpanan zat besi tubuh, dan pengerjaannya pun non-invasif dengan ketidaknyamanan pasien yang relatif sedikit. 

 

Berikut ini Produk Ferritin ELISA Kit yang kami sediakan untuk penelitian anda.

BrandDeskripsi ProdukJumlah tes
CortezHuman Ferritin ELISA Test kit96 T

 

Kadar feritin serum dapat diukur secara rutin dan sangat berguna dalam deteksi dini anemia defisiensi besi pada orang yang tampaknya sehat. Pengukuran feritin serum juga signifikan secara klinis dalam pemantauan status zat besi wanita hamil, donor darah, dan pasien dialisis ginjal. Kadar feritin yang tinggi dapat mengindikasikan kelebihan zat besi tanpa kerusakan hati yang jelas, seperti yang dapat dicatat pada tahap awal hemokromatosis idiopatik. Kadar feritin dalam serum juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi klinis yang tidak terkait dengan penyimpanan zat besi, termasuk peradangan, penyakit hati kronis, dan penyakit keganasan.

Selain itu kadar ferritin yang tinggi juga ditemui pada pasien COVID-19 dengan kondisi parah. Pada pasien COVID-19 dalam kondisi parah disertai dengan tingginya ferritin dapat menyebabkan pasien kekurangan darah berlebih sehingga meningkatkan tingkat kematian pasien tersebut. 

 

Selengkapnya mengenai Ferritin pada Pasien COVID-19 dapat anda baca disini.

Sumber

  1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2717717/ 
  2. https://www.halodoc.com/artikel/Tes-kadar-zat-besi
  3. http://www.rapidtest.com/index.php?i=Ferritin-ELISA-kit&id=40&cat=159