Deteksi Penyakit Neurodegeneratif dalam Riset dan Diagnosis Dengan Metode ELISA Kit

Deteksi Penyakit Neurodegeneratif dalam Riset dan Diagnosis Dengan Metode ELISA Kit

1. Penyakit Neurodegeneratif dan Jenisnya

Penyakit neurodegeneratif (gangguan mental organik atau organic brain disorders) merupakan kondisi akibat adanya degenerasi sistem saraf pusat atau yang disebut dengan neurodegenerasi yang umumnya dialami oleh orang lanjut usia (lansia). Neurodegenerasi adalah proses yang mengarah pada kerusakan dan kematian neuron yang ireversibel. Terdapat enam penyakit neurodegeneratif yang dikenal saat ini:

Artikel Terkait:

    1. ELISA Kit Untuk Penelitian Penyakit Manusia [link]
    2. Pengujian Marker Biokimia Metabolisme Tulang dengan Metode ELISA [link]
    3. Kenali 7 Jenis Penyakit Autoimun Yang Paling Banyak Ditemukan [link]
    4. Marker Tumor ELISA Kit [link]

a. Penyakit Alzheimer (AD)

Penyakit Alzheimer (AD) adalah gangguan neurodegeneratif yang paling umum dengan prevalensi sebesar 35 juta secara global (pada 2013) umumnya menyerang dewasa di atas 65 tahun. Manifestasi Alzheimer yaitu kepikunan atau penurunan memori dan kognisi karena degenerasi hipokampus dan neokorteks. Penyakit Ini yang bersifat melemahkan dan digabungkan dengan penurunan secara bertahap selama bertahun-tahun menjadikan manajemen Alzheimer membutuhkan biaya yang besar terlebih untuk masyarakat menengah bawah.

Gambaran patologis postmortem Alzheimer dicirikan dengan deposisi plak dan lilitan neurofibrillary. Analisis biokimia menunjukkan protein Aβ dan tau sebagai komponen utama masing-masing dari plak dan lilitan neurofibrillary. Deposisi Aβ terjadi lebih awal sekitar 25 tahun sebelum gejala, sedangkan deposisi tau terjadi kemudian karena lebih berkorelasi sering degenerasi neuron.

b.  Penyakit Parkinson (PD)

Penyakit Parkinson (PD) adalah gangguan pergerakan neurodegeneratif yang paling umum dan menyerang 1% dari semua orang di atas usia 65. Manifestasi Parkinson berupa tremor pada ekstremitas dan wajah, bradikinesia, kekakuan ekstremitas dan tubuh, serta ketidakstabilan postur tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan neuron di pars compacta substantia nigra di otak tengah terutama neuron yang mengontrol area ganglia basal untuk pergerakan volunteer. Pengobatan dengan prekursor dopamin L-DOPA menjadi pengobatan umum gejala Parkinson karena neuron yang rusak bersifat dopaminergik, namun tidak menghentikan proses neurodegeneratif.

Patologis PD dicirikan dengan adanya badan Lewy pada badan neuron dan hilangnya neuron di pars compacta substantia nigra. Badan Lewy merupakan deposit protein α-synuclein. Neuron yang hilang umumnya dopaminergik yang mempersarafi ganglia basal dan sangat penting untuk fungsi motorik. Deposisi Aβ atau tau biasanya tidak nampak pada Parkinson kecuali penderita juga menunjukkan adanya demensia.

c.  Demensia Frontotemporal (FTD)

Demensia Frontotemporal (FTD) adalah istilah umum spektrum penyakit terkait penurunan kemampuan bahasa, gangguan motorik, perubahan kepribadian drastis dan perilaku kompulsif. Ciri utama FTD yaitu seperti namanya dengan degenerasi terjadi terutama di lobus frontal dan temporal. Meskipun tidak mendapat apresiasi baik oleh sebagian besar masyarakat, FTD merupakan bentuk paling umum dari demensia untuk orang di bawah 65 tahun (usia 45-64 tahun). Setidaknya 15% kasus adalah familial yang mengikuti pola pewarisan genetik Mendel serat 40% masalah genetik.

Lilitan neurofibrillary (NFT) yang terdiri agregasi tau (tauopati) hampir dijumpai setengah kasus FTD dengan tanpa adanya deposisi Aβ. Namun, sekitar 50% kasus FTD lainnya, deposit neuron protein tau-negatif dan ubiquitin-positif diamati dengan deposit mengandung protein RNA-binding dan TDP-43. Biasanya protein nuklir, TDP-43 ditranslokasikan ke sitoplasma dan agregat dalam neuron di FTD.

d.  Sklerosis Lateral Amiotrofik (ALS)

Sklerosis Lateral Amiotrofik (amyotrophic lateral sclerosis, ALS) adalah penyakit neurodegeneratif yang cukup jarang terjadi. ASL melibatkan degenerasi neuron motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Penurunan persarafan atau inervasi pada otot menyebabkan otot mengecil (amiotrofik) dan akson desendens di sumsum tulang belakang lateral berbekas luka (sklerosis lateral). Perkembangan penyakit terbilang cepat dengan prevalensi umur rata-rata onset 55 tahun.

Gejala awal ASL yaitu kram ringan atau melemahnya otot-otot ekstremitas maupun kesulitan dalam berbicara dan menelan hingga menyebabkan kelumpuhan. Foci RNA juga banyak dijumpai dalam kasus ALS yang terdiri dari transkrip gen c9orf72. Bentuk genetik langka ALS yaitu adanya fused in sarkoma (FUS), yaitu deposit neuron yang mengandung protein superoksida dismutase 1 (SOD-1) atau RNA-binding yang berikatan dengan TDP-43.

e. Penyakit Huntington (HD)

Penyakit Huntington (HD) merupakan satu-satunya penyakit neurodegeneratif yang 100% diturunkan atau herediter. Secara klinis, Huntington memiliki gejala yang tumpang tindih dengan gejala pada Alzheimer, Parkinson, dan ALS. Penyakit ini biasanya dianggap sebagai gangguan pergerakan dengan sebutan chorea Huntington, yaitu pergerakan yang involunter seperti tarian selain gejala kesulitan berbicara dan menelan serta demensia dan perubahan kepribadian dan emosi. Onset penyakit biasanya pada usia paruh baya, meskipun dapat menyerang berbagai usia. Daerah yang terdampak pertama kali yaitu bagian dari ganglia basal yang disebut striatum (berperan koordinasi motorik, kognisi, penghargaan dan motivasi). Area lain dari otak seperti substansia nigra, korteks serebri dan hipokampus juga dapat terdampak.

Karakteristik patologis utama dan umum dari Huntington yaitu agregat sitoplasma dan inklusi inti terutama di ganglia basal. Komponen utama dari agregat tersebut adalah protein Htt bermutasi dengan pemanjangan poliglutamat di ujung-N protein.

f. Penyakit Prion

Penyakit prion adalah gangguan neurodegeneratif langka yang mungkin menunjukkan gejala dan neuropatologi berbeda tetapi semuanya disebabkan oleh protein yang disebut prion. Penyakit prion dapat terjadi secara sporadis atau infeksi serta dapat diturunkan. Penyakit Creutzfeldt-Jakob, insomnia familial fatal (FFI), sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker (GSS) dan kuru merupakan contoh penyakit prion manusia. Misalnya, studi tentang kuru mengarah pada penemuan sifat infeksius yang endemik di kelompok etnis Fore di Papua Nugini. Penularan kuru di suku tersebut diduga sebagai akibat dari ritual kanibalisme menelan organ atau otak anggota keluarga yang telah meninggal.

Semua penyakit prion melibatkan masa inkubasi yang panjang dan perkembangan penyakit secara cepat setelah onset. Penyakit prion juga ditemukan pada sapi (bovine spongiform encephalopathy atau penyakit sapi gila), domba (scrapie) serta rusa dan elk. Patologi penyakit prion menunjukkan deposisi plak dengan komponen utama plak yaitu PrP (protein prion).

2. Genetik dan Penyakit Neurodegeneratif

Penyakit-penyakit neurodegeneratif tersebut akan selalu menjadi progresif, membuat penderita semakin lemah, melumpuhkan dan bersifat letal. Saat penderita menjadi semakin parah, beratnya beban emosi, fisik, dan finansial pada pasien dan keluarga akan semakin memperburuk situasi kesehatan pasien. Dengan demikian orang-orang dengan penyakit neurodegeneratif mengalami perubahan demografis di mana akan terbebani bertahun-tahun kemudian.

Sebagian besar alasan mengapa masalah penyakit neurodegeneratif sangat sulit untuk dipecahkan yaitu sifat dan struktur dari neuron atau sel saraf sendiri, Neuron yang telah mengalami pasca-mitosis umumnya tidak dapat beregenerasi setelah rusak karena sekitar 100 miliar neuron sudah matang pasca-kelahiran. Neurogenesis dan regenerasi masih mungkin terjadi pada beberapa bagian otak manusia dewasa. Selain itu, akson yang dapat memanjang jauh untuk terhubung dengan neuron lain melalui dendrit rentan terhadap kerusakan, seperti kerusakan akson/dendrit, proteotoksisitas, akumulasi protein toksik, eliminasi tidak sempurna dan pemblokiran sinapsis. Gangguan-gangguan tersebut mampu menggagalkan sistem sinapsis yang akhirnya dapat mematikan neuron.

Agregasi protein dan kegagalan pelipatan protein merupakan penyebab produksi berlebihan yang berakibat pada disfungsi dan kerusakan neuron. Penyebab lainnya yaitu melibatkan toksisitas RNA, di mana mRNA dapat menjadi terjerat dalam foci atau agregat mRNA tertentu yang menyebabkan peningkatan fungsi neurotoksik dan hilangnya fungsi normal neuron. Alasan mengapa beberapa jenis neuron atau jaringan saraf tertentu sangat rentan terhadap penumpukan protein dan RNA masih belum diketahui secara jelas dan merupakan masalah utama dalam penyelidikan masalah neurodegeneratif. Yang jelas adalah bahwa neurotoksisitas selektif tersebut akan berujung pada pada manifestasi penyakit neurodegeneratif tertentu. Contohnya, neuron substansia nigra tidak mengeliminasi agregat α-synuclein atau salah terlipat dapat berujung pada penyakit PD atau kerentanan selektif neuron terhadap agregat tau abnormal di lobus frontotemporal menyebabkan gangguan kognitif dan perilaku spesifik pada penderita FTD.

Petunjuk utama mekanisme penyakit neurodegeneratif juga berasal dari genetika, terutama dari studi pola pewarisan familial Mendel klasik (autosomal) ataupun studi mutasi gen (sporadis). Hasil penelitian mengenai gen bahkan juga membuka peluang untuk mengetahui jalur reaksi kimia dan bahkan membuat model hewan coba dengan penyakit neurodegeneratif serta menentukan berbagai jenis terapi pengobatan untuk pasien dengan penyakit neurodegeneratif.

Tabel 1. Gen Familial Primer dan Patologi Molekuler untuk Penyakit Neurodegeneratif

Penyakit NeurodegeneratifGen MutanDeposisi Protein
Penyakit AlzheimerAPP, presenilinsAβ, tau
Demensia FrontotemporalTau, progranulin, c9orf72Tau, TDP-43
ALSTDP-43, c9orf72TDP-43
Penyakit Parkinsonα-Synuclein, LRRK2α-Synuclein
Penyakit HuntingtonHuntingtinHuntingtin
Penyakit PrionPrPPrP

Tabel 2. Mutasi gen yang berkontribusi pada penyakit neurodegeneratif

PenyakitGenFungsi
Penyakit AlzheimerAmyloid β-protein precursor (APP), Presenilin-1 (PSEN1), Presenilin-2 (PSEN2)Mutasi missense autosomal-dominan yang menyebabkan AD onset dini familial:
Apolipoprotein E (APOE) [Varian E2, E3, E4]Risiko gen variasi onset lambat AD
Demensia FrontotemporaMicrotubule-associated protein tau (MAPT)Kebanyakan mutasi titik, tetapi beberapa mutasi diam atau mutasi intronik
Progranulin (PRG)Mutasi kehilangan fungsi
c9orf72Mutasi bawaan dominan dengan perluasan pengulangan heksanukleotida pada promotor gen ini menunjukkan aktivitas neurotoksik dari transkrip RNA
Sklerosis Lateral Amiotrofikc9orf72sama dengan di atas (menunjukkan keterkaitan FTD dan ALS)
SOD1Mutasi missense
TARDBPMutasi
FUSMutasi
Optineurin, Ubiquilin-2, Sequestosom-1, Subunit Dynactin 1, Rantai Tubulin alpha-4AMutasi yang berujung pada masalah pembuangan limbah seluler
Penyakit ParkinsonParkin, PTEN-induced putative kinase 1 (PINK1)Mutasi resesif
DJ-1Mutasi resesif
α-synucleinMutasi dominan (terutama duplikasi atau triplikasi wild-type)
Leucine-rich repeat kinase 2 (LRRK2)Mutasi dominan
Toksisitas RNAMenyebabkan splicing RNA berubah, ekspor inti sel terganggu dan stres nukleolar
Penyakit HuntingtonHttPengulangan trinukleotida CAG di ekson 1 menyebabkan ekspansi poliglutamat
Penyakit PrionPrPMutasi menyebabkan agregasi protein dan pembentukan plak di otak

Penyakit neurodegeneratif tidak semuanya merupakan penyakit yang berkaitan langsung dengan neuron. Sel-sel non-saraf di otak atau yang dikenal dengan neuroglia memiliki peran penting dalam disfungsi dan kerusakan neuron. Faktor risiko paling umum untuk neurodegenerasi adalah usia. Kerusakan neuron dapat bertambah seiring bertambahnya usia dan sebagian besar neuron tidak dapat digantikan melalui neurogenesis. Seiring bertambahnya usia neuron dan individual, neuron akan mengakumulasi lebih banyak mutasi DNA dan ROS, menjadikan mekanisme reparasi DNA gagal untuk mengimbanginya.

3. ELISA Kit untuk Penyakit Neurodegeneratif

Berikut Elabscience dan Cusabio menawarkan produk ELISA Kit dengan marker-marker protein yang dapat menjadi tinjauan penelitian untuk mengetahui akumulasi dan deposisi protein pada penderita penyakit neurodegeneratif, khususnya penderita AD.

Tabel 3. ELISA Kit Elabscience dengan marker-marker penyakit neurodegeneratif

KatalogNama ProdukSensitivitas
E-EL-H0470Human ApoE(Apolipoprotein E) ELISA Kit14.063ng/mL
E-EL-H2273Human PS2(Presenilin 2) ELISA Kit18.75pg/mL
E-EL-H0948Human MAPτ(Microtubule Associated Protein Tau/Tau Protein) ELISA Kit4.688pg/mL
E-EL-H0983Human SNCα(Synuclein Alpha) ELISA Kit9.375pg/mL
E-EL-H0149Human IL-1β(Interleukin 1 Beta) ELISA Kit4.688pg/mL
E-EL-H0002Human ACE(Angiotensin Ⅰ Converting Enzyme) ELISA Kit0.469ng/mL
E-EL-H0102Human IL-6(Interleukin 6) ELISA Kit4.688pg/mL
E-EL-H0010Human BDNF(Brain Derived Neurotrophic Factor) ELISA Kit18.75pg/mL
E-EL-H0669Human CTSD(Cathepsin D) ELISA Kit28.125pg/mL
E-EL-H0755Human NOS3/eNOS(Nitric Oxide Synthase 3, Endothelial) ELISA Kit37.5pg/mL
E-EL-H0263Human ADAM10(A Disintegrin And Metalloprotease 10) ELISA Kit37.5pg/mL
E-EL-H2377Human UCHL1(Ubiquitin Carboxyl Terminal Hydrolase L1) ELISA Kit46.875pg/mL
E-EL-H1888Human GFAP(Glial Fibrillary Acidic Protein) ELISA Kit0.188ng/mL
E-EL-H5315Human HSD17b10(17-Beta-Hydroxysteroid Dehydrogenase Type 10) ELISA Kit15pg/mL
E-EL-H0942Human TDP43(TAR DNA Binding Protein 43) ELISA Kit0.19 ng/mL
E-EL-R0367Rat NOS3/eNOS(Nitric Oxide Synthase 3, Endothelial) ELISA Kit9.38 pg/mL
E-EL-M0456Mouse NOS3/eNOS(Nitric Oxide Synthase 3, Endothelial) ELISA Kit9.38 pg/mL
E-EL-R2478Rat UCHL1(Ubiquitin Carboxyl Terminal Hydrolase L1) ELISA Kit37.50 pg/mL
E-EL-M2615Mouse UCHL1(Ubiquitin Carboxyl Terminal Hydrolase L1) ELISA Kit37.50 pg/mL
E-EL-R1428Rat GFAP(Glial Fibrillary Acidic Protein) ELISA Kit0.19 ng/mL
E-EL-M0554Mouse GFAP(glial fibrillary acidic protein) ELISA Kit9.38 pg/mL
E-EL-M0135Mouse ApoE(Apolipoprotein E) ELISA Kit0.94 ng/mL
E-EL-R1230Rat ApoE(Apolipoprotein E) ELISA Kit1.88 ng/mL
E-EL-RB1510Rabbit ApoE(Apolipoprotein E) ELISA Kit0.38 ng/mL
E-EL-R0943Rat MAPτ(Microtubule Associated Protein Tau/Tau Protein) ELISA Kit18.75 pg/mL
E-EL-M1121Mouse MAPτ(Microtubule Associated Protein Tau/Tau Protein) ELISA Kit9.38 pg/mL
E-EL-R1217Mouse MAPτ(Microtubule Associated Protein Tau/Tau Protein) ELISA Kit9.38 pg/mL
E-EL-M1109Mouse SNCα(Synuclein Alpha) ELISA Kit9.38 pg/mL
E-EL-R2401Rat ACE(Angiotensin Ⅰ Converting Enzyme) ELISA Kit0.19 ng/mL
E-EL-M3013Mouse ACE(Angiotensin Ⅰ Converting Enzyme) ELISA Kit9.38 pg/mL

4. Produk chemical dalam riset Penyakit Neurodegeneratif

Cayman menawarkan senyawa yang menargetkan produksi dan agregasi peptida amiloid-β (Aβ), mencegah fosforilasi dan modifikasi protein tau, memblokir aktivitas kolinesterase dan eksitotoksisitas glutamat yang berlebihan untuk riset penyakit neurodegeneratif. Berikut keterangan produk:

Tabel 5. Produk chemical Cayman dalam riset Penyakit Alzheimer

KatalogNama Produk ChemicalsFungsi Pada Riset Penyakit Alzheimer
Amyloid-β Antibodi, Peptida, dan Probe Fluorescent
11610Amyloid-β Monoclonal Antibody (Clone 6C3, MOAB-2)Host: Mouse · Reaktivitas Spesies: (+) Manusia · Aplikasi: ELISA, ICC, IP, WB
10229Amyloid-β (1-8, A2V) PeptideModel peptida (mutan negatif dominan) untuk desain inhibitor formasi amyloid
20574Amyloid-β (1-42) PeptideFragmen protein Aβ 42-residu
21617Amyloid-β (1-40) Peptide (human)Fragmen protein Aβ 40-residu
19814CRANAD 2Probe fluorescent Aβ inframerah-dekat (Kd = 38 nM)
20476Methoxy-X04Probe fluoresen brain-permeable untuk Aβ
18520NIAD-4Probe fluoresen untuk Aβ (Ki = 10 nM)
Inhibitor BACE dan γ-Secretase
11001(R,S)-AnatabineMengurangi transkripsi BACE dan mennurunkan produksi Aβ, serta menurunkan jumlah Aβ1-40 dan Aβ1-42 pada sel SHSY-5Y
14000 Auraptene Menghambat aktivitas BACE1 (IC50 = 345,1 μM)
15579Compound EMenghambat -secretase, menghalangi pembelahan fragmen terminal karboksil APP dan Notch (IC50s = ~0,3 nM)
13197DAPTMenghambat γ-secretase, memblokir produksi total Aβ dan Aβ42 pada kultur neuron primer manusia (IC50s = 115 dan 200 nM, masing-masing)
14627 DBZ Menghambat γ-secretase dipeptida, menunjukkan aktivitas anti-Alzheimer dalam model tikus transgenik APP dengan mengurangi level Aβ40
21599 LY2886721 Secara selektif menghambat BACE (IC50 = 20 nM untuk rekombinan hBACE1)
Inhibitor Fosforilasi Tau
16676 AZD 1080 Menghambat fosforilasi tau hipokampus dan membalikkan defisit kognitif yang disebabkan oleh antagonis reseptor NMDA (+)-MK-801 (Item No. 10009019)
15578 CHIR98014 Menghambat GSK3α dan GSK3β (IC50s = 0,65 dan 0,58 nM masing-masing), mengurangi fosforilasi tau di otak tikus
14704 GSK3β Inhibitor VIIIMenghambat fosforilasi tau (IC50 = 2,7 μM) di situs spesifik GSK3 (Ser396) pada sel
13314 Indirubin-3′-monoxime Menghambat GSK3β (IC50 = 22 nM), mencegah fosforilasi tau
13237 Thiamet G Secara selektif menghambat O-GlcNAcase (Ki = 21 nM) dan memblokir fosforilasi protein tau
Inhibitor Pensinyalan Glutamat dan Asetilkolin
13245 Donepezil Secara reversibel menghambat AChE yang dengan mudah melintasi blood-brain barrier untuk mengurangi breakdown dari asetilkolin
14184 Memantine (hydrochloride) Memblokir NMDA open-channel (Ki = 1,2 M pada -60 mV); antagonis tak kompetitif
14270 Rivastigmine (tartrate) Menghambat AChE dan BChE secara ireversibel (IC50s = 4,15 μM dan 37 nM masing-masing)
70240 Tacrine (hydrochloride)Menghambat AChE dan BChE (IC50s = 31 dan 26,5 nM masing-masing)

Tabel 6. Produk chemical Cayman dalam riset Penyakit Parkinson

Katalog Nama Produk Chemicals Fungsi Pada Riset Penyakit Parkinson
Dopamine-Sparing Compounds dan Antikolinergik
16094 (−)-Apomorphine (hydrochloride)Agonis reseptor dopamin non-selektif dengan aktivitas anti-parkinson dan neuroprotektif
16214 Benztropine (mesylate) Antagonis M1 mAChR yang bekerja di pusat (Ki = 0,59 nM pada tikus); menghambat uptake dopamin melalui transporter dopamin (Ki = 160 nM)
13248 L-DOPA Prekursor metabolik dopamin yang melintasi blood-brain barrier
14153 Entacapone Inhibitor COMT yang bekerja di perifer (Ki = 145 nM); menurunkan kadar 3-OMD di otak tikus dan memperpanjang bioavailabilitas L-DOPA
15622 GBR 12909 (hydrochloride) Inhibitor uptake dopamin secara in vivo, yang menyebabkan pada stimulasi reseptor dopamin
17422 Raclopride Antagonis reseptor dopamin D2 dan D3 selektif (Kis = 1,8 dan 3,5 nM, masing-masing)
11982 SB 277011A (hydrochloride) Antagonis reseptor D3 dopamin selektif (pKi = 8,0)
15631 SCH 23390 (hydrochloride)Antagonis reseptor dopamin D1 dan D5 selektif (Kis = 0,2 dan 0,3 nM, masing-masing)
Inhibitor Toksisitas α-Synuclein
13145 AGK2 Selektif menghambat SIRT2 (IC50 = 3,5 μM); menyelamatkan neuron dopamin dari toksisitas α-synuclein
16214 Benztropine (mesylate) Produk aldehida dari deaminasi oksidatif dopamin oleh MAO yang dapat oligomerisasi dan mengendapkan α-synuclein
15046 R-(−)-Deprenyl (hydrochloride)Mencegah apoptosis yang diinduksi oleh α-synuclein
Inhibitor LRRK2
14052 Diapocynin Membalikkan defisit koordinasi motorik pada model tikus LRRK2R1441G dari penyakit Parkinson awal
14603 GSK2578215A Menghambat LRRK2 wild-type dan mutan-G2019S (IC50s = 8.9 dan 10.1 nM masing-masing)
22905 JH-II-127 Inhibitor LRRK2 selektif (IC50s = 2.2, 6.6, dan 47.7 nM untuk masing-masing LRRK2 mutan-G2019S, wild-type, dan mutan-A2016T)
18094 LRRK2-IN-1Menghambat LRRK2 wild-type dan mutan-G2019S (IC50s = 13 dan 6 nM, masing-masing)

Tabel 7. Produk chemical Cayman dalam riset ALS

Katalog Nama Produk Chemicals Fungsi Pada Riset ALS
14321 AEBSF (hydrochloride) Mencegah aktivasi NADPH oksidase, enzim yang terlibat dalam ALS
11976 Apocynin Menghambat perakitan kompleks NADPH oksidase fungsional
14832 Ibudilast Menghambat PDE4 (IC50 = 54-239 nM), menekan pemanjangan mediator yang terlibat dalam inflamasi
10009835 MK-0524 Antagonis reseptor DP1 selektif (Ki = 0,57 nM); memblokir PGD2 dan aktivitas reseptornya mungkin protektif untuk kelangsungan hidup neuron motorik
14577 Riluzole (hydrochloride) Memblokir pelepasan glutamat prasinaps, secara tidak langsung berlawanan dengan reseptor glutamat dan menonaktifkan saluran Na+ pintu voltage saraf (ED50 = 2,3 M)

Tabel 8. Produk chemical Cayman dalam riset Penyakit Huntington

Katalog Nama Produk Chemicals Fungsi Pada Riset Penyakit Huntington
14004 AK-7 Inhibitor SIRT2 yang mengurangi kematian sel saraf yang disebabkan oleh fragmen Huntingtin mutan
21177 C2-8 Menghambat agregasi poliglutamin pada penyakit Huntington
14882 Cystamine (hydrochloride) Inhibitor transglutaminase jaringan yang tersedia secara oral yang bersifat neuroprotektif pada model tikus penyakit Huntington
16946 7,8-Dihydroxyflavone Meningkatkan fungsi motorik dan memperpanjang kelangsungan hidup model hewan penyakit Huntington
17729 Ferrostatin-1Menghambat kematian sel pada hewan model penyakit Huntington
22942 PAOA Mencegah pembentukan agregat protein Huntingtin di otak dan mengurangi defisit kognitif pada model tikus N171-82Q penyakit Huntington
15043 Probucol Protektif terhadap kerusakan oksidatif perilaku dan striatal dengan meningkatkan aktivitas glutathione peroksidase dalam model tikus penyakit Huntington secara in vivo
20380 Tetrabenazine Modulator chorea yang menghambat transporter monoamine vesikular 2

Tabel 9. Produk chemical Cayman dalam riset Penyakit Prion

Katalog Nama Produk Fungsi Pada Riset Penyakit Prion
10010740 CAY10550 Menghambat akumulasi PrPc (IC50 = 3 nM)
13533 E-64d Menghambat akumulasi PrP yang resisten terhadap protease dalam sel neuroblastoma yang terinfeksi scrapie (IC50 = 0,5 M)
16674 Flupirtine (maleate) Mengurangi neurotoksisitas terkait penyakit prion
15041Quinacrine (hydrochloride hydrate)Mencegah misfolding PrP (EC50 = 0,3 M)
11190 Termitomycamide B Melindungi dari kematian sel yang bergantung pada stres ER
11191 Termitomycamide E Melindungi dari kematian sel yang bergantung pada stres ER
10009025 Prion Protein Monoclonal Antibody (Clone 2G11) Host: Mouse; Reactivity: (+) Bovine, caprine, ovine; Application: IHC
10009035 Prion Protein Monoclonal Antibody (Clone BAR 224) Host: Mouse; Reactivity: (+) Ovine; Applications: EIA, FC, IHC, WB
189720 Prion Protein Monoclonal Antibody (Clone SAF 32) Host: Mouse; Reactivity: (+) Human, bovine, hamster, mouse, ovine; Applications: EIA, FC, IHC, WB

Referensi:

  1. Cummings JL and Pillai J (Eds.). 2017. Neurodegenerative Diseases: Unifying principles. Oxford University Press. Oxford. [link]
  2. Wolfe MS (Ed.). 2018. The Molecular and Cellular Basis of Neurodegenerative Diseases: Underlying Mechanisms. 1st Edition. Academic Press. Massachusetts. [link]Deteksi Penyakit Neurodegeneratif dalam Riset dan Diagnosis Dengan Metode ELISA Kit