Pendahuluan
Hubungan HLA (human leukocyte antigen) dengan penyakit inflamasi pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1972, yaitu berkaitan dengan adanya alel HLA-B27. Keberadaannya menyebabkan penyakit seperti spondyloarthritis atau ankylosing spondylitis. Penyakit ini merupakan kelompok dari penyakit kronik inflamasi pada sendi sacrum-ileum dan tulang belakang (seronegatif spondiloartropati). Peradangan ini menyebabkan menutupnya celah antar ruas tulang belakang sehingga sering kali menimbulkan nyeri. Berdasarkan penelitian juga disebutkan bahwa HLA-B27 hadir pada pasien dengan arthritis psoriasis dan penyakit radang usus (IBD).
Patofisiologi
Sistem HLA secara genetik dikodekan pada manusia oleh major histocompatibility complex (MHC), yang ditemukan pada kromosom 6, dan memainkan peran yang menentukan dalam kekebalan dan pengenalan diri di hampir semua sel dan jaringan, kecuali eritrosit. MHC terbagi menjadi 3 kelas. MHC Kelas I terdiri dari HLA-A, HLA-B, atau HLA-C dan berfungsi menghadirkan antigen CD8 dan suppressor T cells. Molekul ini hanya ada pada sel berinti. MHC Kelas II, yaitu masuk dalam wilayah HLA-D berfungsi menghadirkan antigen untuk CD4 atau sel T helper. Makrofag dan sel dendritik adalah sel penyaji antigen kelas II yang penting. MHC kelas III mencakup beberapa protein dengan fungsi kekebalan lainnya, seperti sitokin, heat shock protein dan sistem dari bagian complement systems. Complement system merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh bawaan dan memainkan peran penting dalam pertahanan inang, peradangan, regenerasi jaringan dan proses fisiologis lainnya.
Kondisi autoimun/inflamasi dapat terjadi jika terjadi mutasi pada tempat pengikatan alur molekul kelas I dan II, yang menyebabkan pengikatan yang tidak tepat pada peptida sendiri atau peptida lingkungan tertentu. Peran sebenarnya dari HLA-B27 dalam memicu respon inflamasi penyebab penyakit masih belum diketahui secara pasti. Teori tertua adalah mimikri molekuler, di mana respons autoimun awalnya dipasang terhadap peptida dari agen infeksius dan selanjutnya diarahkan terhadap HLA-B27 itu sendiri karena kesamaan epitopik. Setidaknya 2 self-peptida telah diidentifikasi pada pasien dengan ankylosing spondylitis, mendukung hipotesis ini. Selain itu penelitian lain menyebutkan HLA-B27 mungkin salah lipatan dalam retikulum endoplasma, menyebabkan perubahan fungsional pada populasi dan fungsi sel dendritik, peningkatan pembentukan osteoklas, dan juga peningkatan produksi IL-23, yang telah terbukti memiliki efek patogenik pada spondiloartropati.
Kelainan yang diduga akibat gen HLA-B27
1. Ankylosing Spondylitis (Bamboo Spine)
Ankylosing spondylitis merupakan salah satu kelainan tulang belakang yang diduga akibat adanya faktor kelainan genetik, HLA-B27 positif. Kelainan ini membuat tulang belakang kehilangan kelenturannya sehingga dapat mengubah postur tubuh, penderitanya memiliki postur bungkuk.
2. Uveitis Anterior Akut (acute anterior uveitis/AAU)
Uveitis Anterior Akut merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada bagian tengah mata atau uvea. Terhitung dari semua kasus Uveitis, diantaranya 18-32% kasus terjadi di negara barat dan 6-13% terjadi di negara Asia.Frekuensi yang relatif lebih rendah di Asia terkait dengan frekuensi yang lebih rendah dari HLA-B27 yang ditemukan pada populasi ini. Seperti disebutkan, ada berbagai pola global AAU terkait HLA-B27 yang mungkin dikaitkan dengan faktor genetik yang berbeda, seperti polimorfisme HLA-B27 dan gen non-MHC. Variasi geografis ini mungkin juga ada karena faktor lingkungan patogen yang belum teridentifikasi.
3. Reactive Arthritis
Reactive arthritis (ReA) adalah artritis inflamasi yang bermanifestasi setelah beberapa hari hingga beberapa minggu setelah infeksi gastrointestinal atau genitourinari dan terjadi pada individu yang positif HLA-B27, sebelumnya dikenal sebagai sindrom Reiter. Sindrom Reiter awalnya digambarkan sebagai tiga serangkai radang sendi, uretritis nonspesifik, dan konjungtivitis, sering disertai iritis. Prevalensi HLA-B27 pada artritis reaktif diperkirakan 30% sampai 50% pada pasien dengan artritis reaktif, walaupun nilainya sangat bervariasi.
Deteksi HLA-B27 dengan ELISA kit
Sebagai penunjang penelitian terkait HLA-B27 ini, salah satunya dengan pemeriksaan serologi tes yaitu pemeriksaan serum/plasma menggunakan perangkat ELISA Kit. Elabscience menawarkan berbagai ELISA kit pengujian berbasis penelitian, diantaranya Human HLA-B27(Human Leukocyte Antigen B27) ELISA Kit dengan Nomor Katalog E-EL-H0157. ELISA kit ini dapat digunakan sebagai penunjang penelitian in vitro kuantitatif dengan sampel berupa plasma, serum atau cairan biologis lainnya. Kisaran deteksi pada ELISA kit tersebut yaitu memiliki rentang 0.31-20 ng/mL, dan sensitivitas 0.19 ng/mL memungkinkan untuk sampel dalam jumlah terbatas dan dapat mendeteksi konsentrasi pada sampel yang relatif kecil.
Prinsip kerja Human HLA-B27(Human Leukocyte Antigen B27) ELISA Kit menggunakan teknik sandwich ELISA, sampel atau antigen HLA-B27 akan berikatan diantara antibodi primer yang telah tertanam pada sumuran plat 96 well dan antibodi sekunder terkonjugasi Avidin-Horseradish Peroxidase (HRP). Hanya plat yang mengandung HLA-B27 yang akan berwarna biru, dan reaksi ini akan dihentikan untuk selanjutnya dibaca pada ELISA reader atau microplate reader dengan panjang gelombang 450 nm ± 2 nm. Perhitungan quantitative untuk pengukuran konsentrasi HLA-B27 terdeteksi dengan membandingkan optical density sampel dengan kurva standar.
Baca juga Uncoated ELISA Kit klik disini.
Sumber:
1. HLA-B27 Syndromes.
2. HLA-B27 Syndromes. NIH.
3. Bamboo Spine (Ankylosing Spondylitis) – Penyebab & Gejala. RS Siloam.
4. Reactive Arthritis. NIH.
5. Uveitis. Alodokter.