Pengaruh Defisiensi Testosteron

Pengaruh Defisiensi Testosteron

Pengaruh Defisiensi Testosteron

Pemeriksaan hormon testosteron, yang terlibat dalam perkembangan kelamin dan karakteristik seks sekunder pria, merupakan bagian penting dari evaluasi kesuburan. Testosteron, yang sering disebut sebagai hormon “pria”, sangat penting untuk kesehatan pria dan wanita. Tingkat testosteron tubuh tidak boleh terlalu tinggi atau rendah, seperti halnya hormon lainnya. Kelompok hormon “androgen” terdiri dari hormon testosteron, yang merupakan hormon utama pada pria. Karena berasal dari kolesterol, hormon steroid termasuk testosteron. Hormon ini sebagian besar dibuat di dalam testis, tetapi sebagian kecil juga dibuat oleh kelenjar adrenal, atau anak ginjal. Wanita juga memproduksi testosteron dari ovarium dan kelenjar adrenal, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang pria.

Defisiensi testosteron dikaitkan dengan peradangan tingkat rendah pada manusia, namun kondisi ini tidak terjadi pada hewan. Pada penelitian terdahulu oleh peneliti terhadap hewan model tikus telah ditemukan bahwa kekurangan testosteron dapat memicu keadaan peradangan ringan, yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar interleukin-6 (IL-6), tetapi penggantian testosteron suprafisiologis eksogen tidak menekan peradangan tersebut. Beberapa kit yang digunakan pada penelitian seperti rat testosterone elisa kit (Cusabio, Wuhan, China), rat testosterone elisa kit (Elabscience), dan rat testosterone elisa kit (Cayman).

Mengapa penting studi mengenai defisiensi testosteron?

Pria kehilangan produksi dan bioavailabilitas testosteron seiring bertambahnya usia, tetapi peradangan tingkat rendah meningkat, yang ditunjukkan oleh peningkatan sitokin pro-inflamasi pada pria yang menua. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa testosteron memperlemah sistem kekebalan tubuh. Ekspresi Toll-like receptor 4 (TLR4), yang memicu peradangan, pada makrofag secara in vitro dapat dikurangi oleh testosteron. Namun, hubungan antara peradangan dan kekurangan testosteron bukan hanya masalah imunologi. Ini karena sarkopenia, artritis, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular semuanya dikaitkan dengan defisiensi testosteron dan tingkat peradangan rendah.

Studi observasional manusia, uji klinis, dan studi hewan menyelidiki hubungan antara testosteron dan peradangan. Pada pria muda dan tua, ada korelasi yang signifikan antara kadar testosteron dan sitokin inflamasi tertentu. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat sitokin inflamasi antara pria yang menerima terapi deprivasi androgen dan yang tidak menerimanya. Uji coba yang menyelidiki pengaruh penekan testosteron terhadap sitokin inflamasi menghasilkan hasil positif dan negatif. Subjek dan dosis testosteron yang digunakan mungkin berperan dalam heterogenitas hasilnya. Model praklinis (rat testosterone) dapat bermanfaat untuk melakukan penelitian tentang berbagai kondisi medis yang dikaitkan dengan peradangan tingkat rendah yang disebabkan oleh kekurangan testosteron.

Gambar 1. Biomarker serum baru infertilitas pria dan testosteron intratestis

Gambar 1. Biomarker serum baru infertilitas pria dan testosteron intratestis

Hormon testosteron dihasilkan oleh pria normalnya berkisar antara 250-1100 nanogram per deciliter (ng/dL), dengan rata-rata 680 ng/dL. Kadar testosteron mencapai puncak saat pria berusia 20-an tahun dan setelah usia 30-an tahun, tetapi kadarnya menjadi berkurang sekitar satu persen tiap tahunnya. Ketika kadar hormon testosteron menurun, pria cenderung mengalami masalah fungsi seksual seperti ketidaksuburan, berkurangnya hasrat seksual, dan berkurangnya frekuensi ereksi. Perubahan fisik mungkin muncul seiring berkurangnya jumlah hormon testosteron. Meliputi rambut yang menipis, tulang rapuh, lemak meningkat, massa otot berkurang, mudah lelah, kelenjar payudara membesar, dan muncul sensasi terbakar pada wajah.

Hormon testosteron pada wanita diproduksi di ovarium bersama dengan estrogen, dan juga diproduksi di kelenjar adrenal. Pada wanita dewasa, jumlah testosteron yang diproduksi oleh tubuh wanita tidak sebanyak yang diproduksi oleh tubuh pria. Testosteron diproduksi di ovarium dalam jumlah yang kecil, yaitu antara 8 dan 60 ng/dL.

Gambar 2 T(Testosterone) ELISA Kit (E-EL-0155)

Gambar 2 T(Testosterone) ELISA Kit (E-EL-0155)

Daftar Testosterone ELISA Kit, dari Brand Elabscience, Diasino dan Cayman.

Tes testosteron dilakukan untuk mengukur tingkat testosteron dalam sampel darah. Pemeriksaan serum testosteron ELISA Kit banyak terdapat dipasaran dengan teknik competitive ELISA.

Tabel 1. Testosterone ELISA Kit

Brand No. Katalog Deskripsi Kit Jenis Sampel ⅀ test
Elabscience E-OSEL-R0003 QuicKey Pro Rat T(Testosterone) ELISA Kit serum, plasma 96T

48T

24T 96T*5 96T*10

Elabscience E-EL-0155 T(Testosterone) ELISA Kit serum, plasma, urine, saliva 96T

48T

24T 96T*5 96T*10

Elabscience E-OSEL-M0003 QuicKey Pro Mouse T(Testosterone) ELISA Kit Serum, plasma 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Elabscience E-OSEL-B0003 QuicKey Pro Bovine T(Testosterone) ELISA Kit serum, plasma 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Elabscience E-OSEL-H0007 QuicKey Pro Human T(Testosterone) ELISA Kit serum,urine, plasma, saliva 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Elabscience E-EL-0165 F-TESTO(Free Testosterone) ELISA Kit serum, plasma 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Elabscience E-OSEL-Ch0003 QuicKey Pro Chicken T(Testosterone) ELISA Kit serum, plasma 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Elabscience E-OSEL-P0003 QuicKey Pro Porcine T(Testosterone) ELISA Kit serum, plasma 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Elabscience E-OSEL-S0003 QuicKey Pro Sheep T(Testosterone) ELISA Kit serum, plasma 96T

48T

24T  96T*5  96T*10

Cayman 501740 Testosterone Glucuronide ELISA Kit serum, plasma, other sample should be check 96T, 480T
Cayman 582701 Testosterone ELISA Kit serum, plasma, tissue culture supernatants and other sample matrices 96T, 480T

 References

Chin, K. Y., & Ima-Nirwana, S. (2017). The Effects of Testosterone Deficiency and Its Replacement on Inflammatory Markers in Rats: A Pilot Study. International journal of endocrinology and metabolism, 15(1), e43053. https://doi.org/10.5812/ijem.43053

Zhang, K. J., Ramdev, R. A., Tuta, N. J., & Spritzer, M. D. (2020). Dose-dependent effects of testosterone on spatial learning strategies and brain-derived neurotrophic factor in male rats. Psychoneuroendocrinology, 121, 104850. https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2020.104850

https://www.halodoc.com/artikel/berapa-kadar-testosteron-yang-normal-pada-pria