Pendahuluan
Kesehatan tulang dan metabolisme tubuh adalah aspek penting dari kesehatan seseorang. Metabolisme tulang dalam mempengaruhi kepadatan tulang meliputi dua proses penting yaitu: pembentukan tulang (bone formation) dan pembongkaran tulang (bone resorption). Gangguan dalam metabolisme ini dapat menyebabkan berbagai penyakit tulang, seperti osteoporosis, osteopenia, dan penyakit Paget. Deteksi dini dan pemantauan kondisi-kondisi ini sangat penting untuk mencegah kerusakan tulang lebih lanjut dan mengurangi risiko fraktur.
Beberapa biomarker yang digunakan peneliti, seperti osteocalcin, C-terminal telopeptide (CTX), dan parathyroid hormone (PTH) dapat memberikan informasi mengenai aktivitas pembentukan dan resorpsi tulang. Dengan mendeteksi biomarker berikut, para peneliti dan profesional kesehatan dapat melakukan diagnosis yang lebih akurat dan merencanakan terapi yang tepat untuk pasien.
Biomarker untuk Deteksi Metabolisme Tulang
Osteocalcin adalah protein yang diproduksi oleh osteoblas dan berfungsi sebagai biomarker untuk pembentukan tulang. Kadar osteocalcin yang tinggi menunjukkan aktivitas osteoblas yang meningkat, yang berarti ada pembentukan tulang yang aktif. Osteocalcin juga berperan dalam metabolisme glukosa dan lemak, mempengaruhi sensitivitas insulin dan proses metabolik lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa osteocalcin dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular melalui pengaruhnya terhadap metabolisme.
Kadar normal osteocalcin dalam tubuh bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan metode pengujian yang digunakan. Secara umum, kadar osteocalcin diukur dalam ng/mL (nanogram per milliliter). Berikut adalah rentang normal yang sering dijadikan acuan:
Parathyroid Hormone / PTH adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid dan berperan penting dalam regulasi kalsium dan fosfat. Fungsi utamanya yaitu meningkatkan kadar kalsium dalam darah dengan merangsang resorpsi tulang, reabsorpsi kalsium di ginjal, dan aktivasi vitamin D untuk meningkatkan penyerapan kalsium dari usus. Parathyroid Hormone (PTH) dilepaskan sebagai respons terhadap rendahnya kadar kalsium dalam darah, membantu menjaga homeostasis kalsium. Pada konsentrasi rendah, PTH dapat merangsang pembentukan tulang, tetapi pada kadar tinggi, dapat menyebabkan resorpsi tulang.
Kadar normal parathyroid hormone (PTH) dalam tubuh biasanya diukur dalam picogram per milliliter (pg/mL). Rentang normal PTH umumnya berkisar antara: 10-65 pg/mL. Jika kadar PTH terlalu tinggi atau rendah, ini dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelenjar paratiroid, fungsi ginjal, atau metabolisme kalsium.
C-terminal Telopeptide (CTX) adalah produk pemecahan kolagen tipe I yang dihasilkan selama proses resorpsi tulang. Kadar CTX yang tinggi menunjukkan peningkatan aktivitas osteoklas, yang berkontribusi pada resorpsi tulang. CTX digunakan untuk memantau respons terhadap terapi osteoporosis yang bertujuan mengurangi resorpsi tulang. CTX dapat membantu dalam diagnosis penyakit tulang yang ditandai dengan kehilangan massa tulang, seperti osteoporosis.
Kadar normal C-terminal Telopeptide (CTX) dalam tubuh dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia, jenis kelamin, dan metode pengukuran yang digunakan. Namun, secara umum, kadar CTX dalam serum biasanya berkisar antara:
Tartrate Resistant Acid Phosphatase 5b (TRACP 5b) adalah biomarker yang digunakan untuk menilai aktivitas osteoklas, sel yang bertanggung jawab untuk resorpsi tulang. TRACP 5b adalah bentuk isoenzim dari asam fosfatase yang diproduksi oleh osteoklas. Kadar yang tinggi dalam serum menunjukkan peningkatan aktivitas resorpsi tulang. TRACP 5b digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit seperti osteoporosis, penyakit Paget, dan metastasis tulang. Pengukuran TRACP 5b dapat membantu menilai efektivitas terapi yang ditujukan untuk mengurangi kehilangan massa tulang.
Berdasarkan literatur dan jurnal yang relevan, kisaran normal TRACP 5b biasanya berkisar antara:
Kadar TRACP 5b yang meningkat menunjukkan peningkatan aktivitas resorpsi tulang, memberikan informasi untuk peneliti dan profesional kesehatan tentang kondisi kesehatan tulang dan risiko patah tulang. Beberapa studi menunjukkan bahwa kadar TRACP 5b dapat meningkat pada kondisi yang terkait dengan aktivitas osteoklas yang lebih tinggi, seperti osteoporosis dan penyakit tulang lainnya.
Penelitian dan Deteksi Marker Bone Metabolism dengan Metode ELISA
Metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur biomarker dalam sampel biologis, termasuk untuk analisis metabolisme tulang seperti osteocalcin dan Tartrate Resistant Acid Phosphatase 5b (TRACP 5b). Prinsip mendeteksi marker di atas dengan metode ELISA antara lain sebagai berikut: Sampel yang mengandung biomarker (misalnya serum atau plasma) ditambahkan ke dalam sumur yang dilapisi dengan antibodi spesifik (contohnya osteocalcin atau TRACP 5b). Sampel yang akan dideteksi akan terikat pada antibodi spesifik. Setelah ikatan antigen-antibodi terbentuk, antibodi sekunder yang dilabeli dengan enzim ditambahkan. Antibodi sekunder juga akan terikat pada sampel yang mengandung biomarker. Substrat spesifik kemudian ditambahkan dan akan bereaksi dengan enzim pada antibodi sekunder untuk menghasilkan sinyal (berupa perubahan warna). Intensitas sinyal yang dihasilkan diukur menggunakan ELISA reader / Microplate Reader. Kadar biomarker dalam sampel dapat dihitung dengan membandingkan intensitas sinyal dengan kurva standar yang telah dibuat sebelumnya.
Metode ELISA sudah populer di berbagai kalangan baik peneliti maupun profesional kesehatan yang dapat mendeteksi kadar biomarker dalam konsentrasi yang sangat rendah. Metode ELISA menawarkan hasil yang konsisten dan dapat diulang. Protokol yang relatif sederhana membuat ELISA menjadi metode yang masih menjadi favorite dalam penelitian dan diagnostik klinis.
Beberapa produk ELISA Kit yang dapat kami PT. Indogen Intertama supply untuk membantu peneliti dengan harga yang relatif terjangkau dari brand Elabscience dan Fine Test :
Tabel 1. ELISA Kit Dengan Marker Bone Metabolism dari Elabscience
Brand | No. Katalog | Deskripsi Kit | Sensitivitas | ⅀ test |
Elabscience | E-EL-H1343 | Human OC/BGP (Osteocalcin) ELISA Kit | – Detection range : 1.25-80 ng/mL
– Sensitivity : 0.75 ng/mL |
96T |
Diasino | DS167703 | Osteocalcin (BGP) | Artikel Terkait | 96T |
Elabscience | E-EL-R0243 | Rat OC/BGP (Osteocalcin) ELISA Kit | – Detection range: 0.78-50 ng/mL
– Sensitivity: 0.47 ng/mL |
96T |
Elabscience | E-EL-MK1801 | Monkey OC/BGP (Osteocalcin) ELISA Kit | – Detection range: 0.78-50 ng/mL
– Sensitivity: 0.47 ng/mL |
96T |
Elabscience | E-UNEL-H0121 | Uncoated Human OC/BGP (Osteocalcin) ELISA Kit | Sample volume: 100μL | 96T*5 |
Elabscience | E-EL-H6076 | Human I-PTH
(intact Parathormone) ELISA Kit |
– Detection range: 3.13-200 pg/mL
– Sensitivity: 1.88 pg/mL |
96T |
Fine Test | EH5084 | Human PTH 1-34 (Parathyroid hormone 1-34) ELISA Kit | – Range:
15.625 – 1000 pg/m – Sensitivity: 9.375 pg/ml |
96T |
Diasino | DS167702 | Intact PTH | Artikel Terkait | 96T |
Elabscience | E-EL-H0835 | Human CTXⅠ(Cross Linked C-telopeptide of Type Ⅰ Collagen) ELISA Kit | – Detection range: 0.16-10 ng/mL
– Sensitivity: 0.10 ng/mL |
96T |
Elabscience | E-EL-H1551 | Human TRACP-5b (Tartrate Resistant Acid Phosphatase 5b) ELISA Kit | – Detection range: 0.78-50 ng/mL
– Sensitivity: 0.47 ng/mL |
96T |
Diasino | DS167701 | 25-OH Vitamin D Total | Data sheet | 96T |
Untuk pertanyaan produk dan stock lebih lanjut Bapak/Ibu dapat menghubungi kami PT. Indogen melalui email asri.indogen@gmail.com atau melalui WhatsApp berikut untuk fast respon WhatsApp Indogen.
Artikel Terkait :
Deteksi Osteocalcin dengan ELISA Kit dari Elabscience
Pemeriksaan Panel Osteoporosis Secara Mudah Dengan Metode ELISA
Referensi :
Kuo, TR., Chen, CH. Bone biomarker for the clinical assessment of osteoporosis: recent developments and future perspectives. Biomark Res 5, 18 (2017). https://doi.org/10.1186/s40364-017-0097-4
Priyana, A. (2007). Peran pertanda tulang dalam serum pada tatalaksana osteoporosis. Universa Medicina, 26(3), 152–159. https://doi.org/10.18051/UnivMed.2007.v26.152-159