Apa itu SARS-CoV-2?

Apa itu Coronavirus?

Sebelum kita ulas SARS-CoV-2, ada baiknya kita pahami dulu apa itu coronavirus. Coronavirus adalah keluarga besar dari virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti flu biasa. Hampir semua orang terinfeksi dengan virus corona setidaknya sekali dalam hidup mereka, tetapi gejalanya biasanya ringan hingga sedang. Kebanyakan coronavirus tidak berbahaya, tetapi ada juga yang berbahaya bahkan mematikan. Misalnya saja yang menyebabkan sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) atau sindrom pernafasan akut yang parah (SARS), keduanya mematikan.

Gambar  1. Struktur khusus coronavirus (Cusabio, 2020)

Gambar  1. Struktur khusus coronavirus (Cusabio, 2020)

 

Genom coronavirus mengkode spike protein (S), envelope protein, membrane protein dan nukleoprotein dalam urutan ini. Di antara mereka, spike protein adalah protein membran permukaan coronavirus yang paling penting.

Anda juga bisa membaca artikel mengenai cell line untuk penelitian sars-cov-2 dari merk elabscience di sini

Gambar 2. Pohon filogenetik Wuhan-Hu-1 (kotak merah) terhadap coronavirus lainnya (NCBI, 2020)

Gambar 2. Pohon filogenetik Wuhan-Hu-1 (kotak merah) terhadap coronavirus lainnya (NCBI, 2020)

 

pa itu SARS-CoV-2?

SARS-CoV-2 ditemukan karena merebaknya Pneumonia di Wuhan pada tahun 2019. Termasuk dalam gen beta dari keluarga Coronaviridae pada tahun 2003, bersama dengan SARS coronavirus (SARS CoV) pada tahun 2003 dan MERS coronavirus (MERS CoV) pada tahun 2012. Alignment antara SARS-CoV-2 dan 2002 SARS CoV memiliki kesamaan urutan basa sekitar 70% dan kesamaan urutan basa 40% dengan MERS CoV. Saat ini belum ada pengobatan khusus, tetapi banyak gejala dapat ditangan, dan  pengobatan disesuaikan dengan situasi klinis pasien.

Indogen telah mengulas mengenai SARS-CoV-2 ini sebelumnya, ketika itu masih dinamakan sebagai 2019-nCoV.

Artikel terkait: Epidemi Novel Coronavirus (2019-nCoV)

Kami pun berusaha memberikan informasi perkembangan penelitian terakhir terkait Covid-19 pada blog berikut: . Anda dapat menemukan ulasan penelitian terkait COVID-19, misalnya cytokine storm atau badai sitokin, uji vaksin COVID-19, hubungan COVID-19 dengan Diabetes Mellitus, Plasma Convalescent sebagai alternatif pengobatan COVID-19 dan tentu saja, kami mengulas mengenai daftar produk untuk riset COVID-19 dari beberapa merk misalnya saja R&D Systems, Antibody COVID-19 dari Abcam, ELISA kit COVID-19 dari MyBiosource, Protein Recombinant COVID-19 dari Cusabio dan merk lainnya.

CUSABIO terus mengikuti dan memantau perkembangan pandemi SARS-CoV-2. Setelah mendapatkan informasi urutan gen virus, Tim peneliti Cusabio dengan cepat mengembangkan dan memproduksi produk terkait SARS-CoV-2. Targetnya termasuk protein Spike (S), N protein (N) dan ACE2. Selain itu, CUSABIO juga menyediakan beberapa produk tentang coronavirus  lainnya untuk memenuhi kebutuhan penelitian di laboratorium.

Anda dapat menemukan Reagent dan Kit Untuk Penelitian COVID-19 dari Manufacture Cusabio disini. Selain dari manufacture Cusabio, Indogen pun menjual Reagent dan Kit Untuk Penelitian Coronavirus (COVID-19, SARS-CoV-2, 2019-nCOV) dari Manufacture MyBiosource, disini. Kedua merk besar tersebut telah digunakan oleh berbagai peneliti di Indonesia seperti misalnya di Universitas Indonesia Jakarta, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Airlangga Surabaya, UNS Solo, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Andalas Padang, Universitas Hasanudin Makassar dan banyak kampus serta lembaga penelitian lainnya.

 

Bagaimana SARS-CoV-2 Menyebar?

Virus ini dilaporkan menyebar dari orang ke orang di beberapa provinsi di Cina dan di beberapa negara lain dengan cara berinteraksi dengan ACE2 dari selaput lendir mata, mulut dan hidung. Pada 30 Januari, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengidentifikasi kasus penyebaran orang-ke-orang pertama di Amerika Serikat.

Bagaimana seseorang bisa tertular virus? CDC mengatakan bahwa virus human coronavirus paling umum menyebar antara orang yang terinfeksi dan orang lain melalui:

  • Udara (partikel virus menyebar dari batuk atau bersin);
  • Bersentuhan anggota tubuh (menyentuh atau berjabat tangan);
  • Benda atau permukaan yang mengandung partikel virus (kemudian Anda menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan);
  • Kontaminasi tinja (jarang).

 

Apa Saja Gejala dari Infeksi SARS-CoV-2?

Seperti ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini, gejala khusus infeksi SARS-CoV-2 meliputi:

  • Gejala utamanya adalah demam, kelelahan, dan batuk kering;
  • Hidung tersumbat, pilek dan gejala pernapasan bagian atas lainnya jarang terjadi;
  • Sekitar setengah dari pasien mengalami dispnea setelah satu minggu dan pada kasus yang parah berkembang dengan cepat menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik, kesulitan untuk memperbaiki asidosis metabolik, dan koagulopati.

Perlu dicatat bahwa dalam perjalanan sakitnya, pasien yang parah dan sakit kritis, bisa ada demam dari derajat sedang hingga rendah, bahkan tanpa demam sama sekali. Beberapa pasien memiliki gejala awal ringan dan tidak demam. Mereka biasanya pulih setelah 1 minggu. Sebagian besar pasien memiliki prognosis yang baik dan beberapa pasien sakit parah dan bahkan meninggal.

 

Gejala 2. Gejala SARS-CoV-2 pada manusia.

Sumber:

www.cusabio.com. 2020.

Novel coronavirus complete genome from the Wuhan outbreak now available in GenBank.  2020.

Versi online: https://ncbiinsights.ncbi.nlm.nih.gov/2020/01/13/novel-coronavirus/