1. Hati dan Peran Fisiologis
Hati (eng. liver) merupakan organ tubuh yang berada di kuadran kanan atas tubuh dan di bawah diafragma. Hati adalah organ pusat yang penting untuk berbagai proses fisiologis. Proses tersebut meliputi metabolisme makronutrien, regulasi darah, sistem kekebalan, kontrol endokrin pertumbuhan, homeostasis lipid-kolesterol, penguraian xenobiotik dan obat-obatan. Pemrosesan, partisi, dan metabolisme zat makronutrien untuk menyediakan energi merupakan salah satu fungsi hati yang paling utama. Hati dengan kapasitas penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen sangat krusial dalam kebutuhan mendadak selam kondisi nonkonsumtif. Oksidasi dan pengemasan lipid untuk disekresikan dan disimpan juga merupakan proses yang sama pentingnya untuk mendapatkan energi nonkomsumtif. Metabolisme protein dan asam amino oleh hati yang bertanggung jawab dalam sekresi ke aliran darah, generasi energi dari protein, dan pembuangan sisa nitrogen dari degradasi protein berupa metabolisme urea. Beberapa marker-marker hati dengan pengujian spektrofotometer dapat dilihat pada laman ini.
Artikel Terkait:
2. Cedera Hati
Cedera hati (eng. liver injury) merupakan kondisi yang umumnya bersifat kronis dan dapat menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu. Cedera hati kronis terdiri dari penyakit steatosis, fibrosis, sirosis dan kanker. Kondisi cedera hati akut biasanya berlangsung dalam waktu singkat dengan penyebab pada umumnya terkait induksi obat-obatan atau kolestasis. Mekanisme akurat dalam cedera hati hingga saat ini belum dipahami dengan baik meskipun penyebab sekunder disebabkan oleh reaksi oksidatif disamping proses autoimun.
Gamba 1. Progresi cedera hati dari waktu ke waktu
Hati memiliki kompensasi tinggi untuk kerusakan secara langsung hingga reseksi 75% hati masih bekerja secara fungsional. Demikian menjadikan beberapa parenkim normal dapat menghasilkan faktor koagulasi dan membersihkan zat profibrinolitik dari sirkulasi. Sehingga, hati memiliki kemungkinan yang rendah untuk terjadinya koagulopati pada jaringannya.
3. Pengujian Fungsi Hati
Istilah ‘uji fungsi hati’ lebih diperuntukkan untuk istilah bukan diperuntukkan untuk evaluasi fungsi hati, melainkan sebagai informasi sumber kerusakan. Biasanya ketika mengevaluasi uji fungsi hati, diskusi akan mencakup marker alanine transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST), alkaline phosphatase (ALP), gamma-glutamyl transferase (GGT), serum bilirubin, waktu protrombin (PT), rasio normalisasi internasional (INR) dan albumin. Uji ini dapat membantu dalam menentukan area cedera dan pola elevasi dapat membantu mengatur diagnosis diferensiasi. Peningkatan ALT dan AST di luar proporsi ALP dan bilirubin dapat menunjukkan penyakit hepatoseluler. Peningkatan ALP dan bilirubin mampu menunjukkan pola kolestatik.
Diagnosis noninvasif yang dilakukan untuk cedera hati meliputi uji kadar serum ALT, AST, ALP, dan bilirubin yang dijadikan sebagai bagian evaluasi patologi klinis standar. Namun, parameter tersebut tidak bersifat spesifik dan tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis cedera hati tertentu. Pengujian beberapa enzim yang mendukung diagnosis non invasif, dapat mengunjungi laman ini. Saat parameter kimia darah tidak dapat dijadikan sebagai metode identifikasi, jalur invasif untuk diagnosis jenis cedera dilanjutkan menggunakan metode histopatologi hati.
4. Kit Uji Fungsi Hati
Berikut kit dalam deteksi uji fungsi hati yang dikategorikan menjadi tiga aspek pengujian>.
Tabel 1. Biochemical assay kit Elabscience untuk uji fungsi hati
Katalog | Deskripsi | Ukuran |
---|---|---|
Cedera Hepatosit | ||
E-BC-F038 | Alanine Aminotransferase (ALT/GPT) Activity Fluorometric Assay Kit | 96T |
E-BC-K235-S | Alanine Aminotransferase (ALT/GPT) Activity Assay Kit (Reitman-Frankel Method) | 100Assays |
E-BC-K235-M | Alanine Aminotransferase (ALT/GPT) Activity Assay Kit (Reitman-Frankel Method) | 96T |
E-BC-K236-S | Aspartate Aminotransferase (AST/GOT) Activity Assay Kit (Reitman-Frankel Method) | 100Assays |
E-BC-K236-M | Aspartate Aminotransferase (AST/GOT) Activity Assay Kit (Reitman-Frankel Method) | 96T |
E-BC-K091-S | Alkaline Phosphatase (ALP) Activity Assay Kit | 100Assays |
E-BC-K091-M | Alkaline Phosphatase (ALP) Activity Assay Kit | 96T |
E-BC-K009-M | Alkaline Phosphatase (ALP) Activity Assay Kit (PNPP method) | 96T |
E-BC-K046-S | Lactate dehydrogenase (LDH) Activity Assay Kit | 100Assays |
E-BC-K046-M | Lactate Dehydrogenase (LDH) Activity Assay Kit | 96T |
E-BC-K766-M | Lactate dehydrogenase (LDH) Activity Assay Kit (WST-8 method) | 96T |
Fungsi Ekskresi Hati | ||
E-BC-K760-M | Total Bilirubin (TBIL) Colorimetric Assay Kit | 96T |
E-BC-K761-M | Direct Bilirubin (DBIL) Colorimetric Assay Kit | 96T |
Fungsi Cadangan Hati | ||
E-BC-K165-M | Biuret Protein Colorimetric Assay Kit | 96T |
E-BC-K165-S | Biuret Protein Colorimetric Assay Kit | 100Assays |
E-BC-K168-M | Bradford Protein Colorimetric Assay Kit | 96T |
E-BC-K168-S | Bradford Protein Colorimetric Assay Kit | 100Assays |
E-BC-K057-M | Albumin (ALB) Colorimetric Assay Kit (Bromocresol Green Method) | 96T |
E-BC-K057-S | Albumin (ALB) Colorimetric Assay Kit (Bromocresol Green Method) | 100Assays |
Referensi:
1. Trefts E, Gannon M, Wasserman DH. 2017. The liver. Curr Biol. 2017 Nov 6;27(21):R1147-R1151.
2. Penman AD., Kaufman GE, Daniels KK.(2014. MicroRNA expression as an indicator of tissue toxicity. Biomarkers in Toxicology, 1003–1018.
3. Lala V, Goyal A, Minter DA. 2022. Liver Function Tests. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.