Dalam dunia medis, sel yang berasal dari jaringan atau organ tertentu dapat digunakan sebagai sarana untuk penelitian ataupun diagnosis suatu penyakit, misalnya pada infeksi virus atau bakteri. Keuntungan penggunaan sel pada penelitian dapat menggambarkan reaksi seperti yang terjadi dalam tubuh organisme tanpa menginfeksi organisme tersebut.
Adapun jika ingin melakukan pengujian terhadap hewan uji sebagai data uji klinis dapat dengan mudah mendapatkan sel virus atau bakteri patogen untuk menginfeksi hewan uji. Untuk mendapatkan stok sel virus atau bakteri perlu dilakukan beberapa tahapan penelitian. Pertama menentukan target virus atau bakteri yang akan diperbanyak atau untuk stok, kedua mendapatkan formulasi medium yang cocok untuk pertumbuhan sel virus atau bakteri. Pandemi yang terjadi pada akhir tahun 2019 hingga 2021 ini belum berakhir.
Jenis virus yang menjangkit tergolong baru yaitu coronavirus SARS-CoV-2 yang ditemukan pertama kali di China kemudian tersebar ke seluruh dunia. Hal ini mendorong para ilmuwan dan para ahli mengembangkan atau menciptakan pengobatan demi menghilangkan virus SARS-CoV-2 dimuka bumi ini.
Anda juga bisa membaca artikel mengenai apa itu sars-cov-2 di sini
Sebelumnya jenis coronavirus SARS-CoV telah berhasil diperbanyak oleh ilmuwan Matthew Kaye bersama dengan tim peneliti lainnya. Pada tahun 2006, mereka berhasil menemukan formulasi yang tepat dalam memperbanyak virus SARS-CoV. Serangkaian pengujian dilakukan secara in vitro untuk mengetahui efek sitopatik dan pengukuran replikasi virus SARS-CoV secara kuantitatif dengan teknik PCR.
Penelitian tersebut menggunakan sebanyak 21 cell line sebagai agen sel yang rentan terinfeksi virus SARS-CoV diantaranya berasal dari Manusia (cell line Huh-7†, HEK-293, Hepg2, A549†, HEL†, HeLa-T, Hep-2, RD-A), Primata (cell line Vero, Vero E6†, LLC-Mk2, BGM, COS, CV-1, FRhK, MA-104, MEK, pCMK†), Canine (MDCK† cell line), Murine (L20 cell line) dan Kelinci (RK-13 cell line).
Berikut merupakan list cell line dari Elabscience yang dapat anda gunakan untuk penelitian serupa. Tabel 1. Cell line Agen Perbanyakan Virus SARS-CoV Deskripsi Katalog Packing VERO C1008 [Vero E6] cell line EP-CL-0491 1×106 cells/vial Vero Cell Line EP-CL-0242 1×106 cells/vial Calu-3 Cell Line EP-CL-0054 1×106 cells/vial HuH-7 Cell Line EP-CL-0120 1×106 cells/vial Caco-2 Cell Line EP-CL-0050 1×106 cells/vial 293T [HEK-293T] Cell Line EP-CL-0005 1×106 cells/vial LLC-MK2 cell line EP-CL-0141 1×106 cells/vial Berdasarkan hasil yang di dapat dari penelitian Matthew Kaye et al.
secara umum, virus SARS-CoV mampu bereplikasi pada sel Ginjal primata BGM, CV-1, FRhK, LLC-Mk2, MA-104, pCMK, dan sel Vero E6. Begitu pula hasil yang ditunjukan pada penelitian Hin Chu dan rekannya baru baru ini dengan target sel SARS-CoV-2. Virus SARS-CoV-2 dapat melakukan perbanyakan sel pada sel ginjal primata (Vero E6) sehingga dapat ditetapkan untuk perbanyakan virus SARS-CoV-2 dapat menggunakan agen sel Vero E6 (Sel ginjal Primata).
Dalam menumbuhkan virus secara in vitro, selain dibutuhkan agen sel yang rentan terhadap infeksi juga dibutuhkan medium pertumbuhan sel atau kultur sel. Medium yang digunakan pada penelitian Matthew Kaye et al. diantaranya yaitu, modified Eagle medium (MEM), supplement fetal bovine serum (FBS), penicillin, streptomycin, RPMI 1640. Agen sel (cell line) yang sudah disiapkan kemudian ditumbuhkan pada medium tersebut, setelah mencapai konfluens kemudian dimasukan virus SARS-CoV, mereka menggunakan strain HKU 39849.
Anda juga dapat menemukan medium kultur sel pada list produk kami berikut. Tabel 2. Medium kultur sel Katalog Deskripsi Packing EP-CM-P0139 MEM (with NEAA), powder 1x 10L 10x 1L EP-CM-L0048 Penicillin-Streptomycin Solution (100×) 100ml EP-CM-L0006 Phosphate Buffer (PBS) 500nl EP-CM-L0060 200mM L-Alanyl-L-Glutamine Solution (100×) 100ml EP-CM-L0043 0.25% Trypsin Solution 100ml Kultur sel sudah dilakukan sejak awal tahun 20-an.
Kultur sel pada umumnya dilakukan untuk perbanyakan sel baik yang diisolasi langsung dari sel maupun jaringan. Saat ini kultur sel tidak hanya untuk perbanyakan sel, namun sebagai sarana untuk pembuatan sel baru. Penelitian mengenai cara pembuatan sel memudahkan para peneliti lain untuk melakukan penelitian mendalam secara in vitro mengenai berbagai macam penyakit yang sulit diidentifikasi jika menggunakan kultur sel biasa. Hal tersebut dapat disebabkan oleh waktu hidup sel yang hanya sebentar ataupun karena keterbatasan sel yang akan digunakan. Sehingga tidak heran jika saat ini telah berkembang pesat berbagai penelitian mengenai pembuatan sel, seperti pembuatan sel immortal, dan stem cell atau sel punca.
Sel immortal merupakan sel yang dapat diperbanyak berulang kali atau biasa disebut juga sebagai sel abadi atau cell line. Sedangkan stem cell atau sel punca adalah bakal sel yang sudah ada sejak awal terbentuknya embrio, yang memiliki tingkat diferensiasi beraneka ragam. Diferensiasi sel merupakan kemampuan sel untuk membentuk jenis sel lebih spesifik lagi, misalnya dari sel embrio dapat menjadi berbagai jenis sel bahkan terbentuk satu individu baru dengan orang lengkap.
Pembuatan immortal sel dan stem cell membutuhkan teknik khusus dan medium kultur spesifik. Pada umumnya medium kultur terdiri dari Medium basal seperti MEM/DMEM, antibiotik dan antimikotik (Penstrep), Suplemen (FBS), PBS dan Tripsin. Namun untuk pembuatan sel immortal dan stem cell dibutuhkan bahan tambahan, misalnya untuk membuat sel immortal keratin perlu penambahan HiCa dengan KGF.
https://www.abmgood.com/Coronavirus-SARS-CoV-2-Cell-Lines
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3291385/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3291385/#R10
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7173832/
https://www.thelancet.com/journals/lanmic/article/PIIS2666-5247(20)30004-5/fulltext Rahmawati, L dan Puspitasari, IM. Teknik Pembuatan Kultur Sel Primer, Immortal cell line dan stem cell. Farmaka Suplemen Volume 14 Nomor 2. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.