Bagaimana cara mengisolasi dan mengidentifikasi sel T helper perifer (Tph) dengan metode flowcytometry dengan mengandalkan prosedur terstandar dan bahan material yang terekomendasi secara ilmiah dari kami.
A. Apa fungsi sel T helper?
Sel T helper (Tph) memiliki peran sangat penting dalam respons imunitas sel B dan produksi antibodi. Pada jaringan perifer, sel ini membantu mengakumulasi sel B, mengaktifkan sel B dan membantu produksi antibodi yang mengalami inflamasi kronis. Layaknya sel T helper folikular (Tfh) yang juga berperan penting dalam imunitas, sel Tph dapat dibedakan dari sel tersebut dalam segi fenotip, kapasitas migrasi dan regulasi transkripsi. Saat ini, sel Tph telah diamati dikaji pada beberapa penyakit imun, khususnya penyakit autoantibodi termasuk lupus, diabetes tipe 1, penyakit celiac, hepatitis autoimun, penolakan allograft, HIV dan beberapa tumor.
Sebelum mengidentifikasi sel Tph, perlu dipertimbagkan empat aspek dan karakteristik khusus sebagai parameter identifikasi sel tersebut:
a. Marker permukaan
Sel Tph mengekspresikan kadar PD-1 yang tinggi sekaligus mengekspresikan ICOS dan HLA-DR. Sel Tph juga mengekspresikan satu set reseptor kemokin yang berbeda, misalnya CCR2, CX3CR1, dan CCR5, yang memicu migrasi ke jaringan perifer.
b. Produksi sitokin
Sel ini menghasilkan IL-21 dan CXCR5 ligan CXCL13 (CXCL13-CXCR5). IL-21 berperan dalam menginduksi diferensiasi sel B menjadi sel plasma. Produksi CXCL13 berkontribusi dalam perekrutan sel B CXCR5+ dan menginduksi pembentukan organ limfoid ektopik di jaringan perifer sehingga sel Tph dapat bermigrasi.
c. Faktor transkripsi
Sel Tph mengekspresikan kadar PRDM1 tinggi yang merupakan counter-regulator BCL6 yang diekspresikan oleh sel Tfh. Baik sel Tph dan Tfh mengekspresikan faktor transkripsi MAF dalam kadar tinggi yang diperlukan untuk memproduksi IL-21 oleh sel T dan untuk menginduksi respons sel plasmablast secara in vitro oleh sel Tph.
d. Fungsi sel B helper
Sel Tph merangsang sel B untuk memperoleh sel plasmablast atau fenotip sel plasma secara in vitro.
B. Identifikasi sel T helper dari sirkulasi darah perifer
Sel Tph dapat diidentifikasi dengan metode flowcytometry multicolor dan mass cytometry. Pada flow cytometry, antibodi dikonjugasikan dengan fluorokrom yang memungkinkan deteksi melalui pendaran untuk beberapa marker sekaligus pada satu sel. Berikut kami menyediakan metode terperinci untuk mendeteksi sel Tph menggunakan flow cytometry, mulai dari mengisolasi sel hingga interogasi fungsional serta menyediakan informasi bahan dan kit referensi yang dapat digunakan.
I. Bahan
a) Sel-sel
Sampel yang digunakan dapat berasal dari sel mononuklear darah perifer (PBMC) atau sel yang diproses dari jaringan. Sampel diperoleh dengan menggunakan protokol laboratorium masing-masing. Sebelum hari percobaan, PBMC atau sel-sel dapat dikriopreservasi terlebih dahulu.
1) Isolasi sel mononuklear darah perifer (PBMC)
b) Isolasi atau kultur sel
c) Pewarnaan untuk Flowcytometry
d) Alat platform dan Instrumentasi
II. Metode
a) Thawing Sel
Catatan 1: Metode ini digunakan apabila lebih dari satu vial harus di-thawing. Untuk mencairkan satu vial, cukup tambahkan 1 mL FBS ke dalam tabung konikal 15 mL. Pindahkan sel setelah selesai thawing.
Antibodi | Klon | Fluorokrom | Brand | Ukuran |
Live/dead | – | PI | #E-CK-A165 Elabscience | 100T |
CD3 | UCHT1 | Elab Fluor® Red 780 | #E-AB-F1230S Elabscience | 100T |
CD4 | RPA-T4 | PE/Cy7 | #E-AB-F1109H Elabscience | 100T |
CD45RA | HI100 | APC-Cy7 | #100-0317 StemCell | 100T |
PD-1 | EH12.2H7 | PE | #E-AB-F1229D Elabscience | 100T |
CXCR5 | J252D4 | Brilliant Violet 421 | #356920 Biolegend | 100T |
BCL6 | 7D1 | APC | #358506 Biolegend | 100T |
CX3CR1 | 2A9-1 | FITC | #341606 Biolegend | 100T |
CCR2 | K036C2 | APC | #357208 Biolegend | 100T |
CXCL13 | 53,61 | Alexa Fluor® 700 | #IC8012N-100UG R&D | 100 µg |
IL-2 | MQ1-17H12 | FITC | E-AB-F1200C Elabscience | 100T |
b) Identifikasi Sel Tph Menggunakan Flowcytometry
1) Protokol Staining
Catatan 2: Metode ini menggunakan tabung untuk melakukan staining. Staining juga dapat dilakukan pada 96-well plate; Namun, langkah mencuci harus dilakukan sebanyak 2 kali, bukan sekali seperti yang direkomendasikan dengan penggunaan tabung.
Catatan 3: Penggunaan Foxp3/Transcription Factor Staining Kit (#E-CK-A108 Elabscience) dapat menggunakan protokol yang tertera pada kit
2) Strategi Gating
Catatan 3: Sel T CD4+ ditentukan berdasarkan ukurannya yang kecil (FSC-A rendah) dan granularitas rendah (SSC-A rendah).
Catatan 4: Penggunaan FSC atau SSC pada karakter lebar dan tinggi cukup sesuai untuk mendeteksi doublet.
Catatan 5: Menetapkan kadar ekspresi PD-1 dibutuhkan untuk mempertimbangkan “PD-1hi” sel ikut serta dalam beberapa diskresi, khususnya saat menganalisis sel T dari darah. Pada sampel cairan sinovial, kontur yang jelas dari PD-1hi secara relatif dapat diamati (Gam. 1b dan 3a). Suatu populasi sel Tph PD-1hi dapat diamati pada jaringan kanker payudara. Namun, gating sel TCD4+ PD-1hi dari sampel darah sulit untuk dibedakan. Penekanan pada sel dengan ekspresi PD-1 tinggi harus dilakukan untuk dapat merepresentasikan sel Tph. Identifikasi marker tambahan akan lebih memperbaiki proses gating sel Tph, misalnya menggunakan TIGI yang saat ini sedang maraknya untuk dikaji.
c) Assessment Fungsi sel Tph
Disini kami menunjukkan metode untuk melakukan assessment fungsi spesifik sel Tph, termasuk produksi CXCL13 dan kemampuan untuk menginduksi diferensiasi plasmablast. Penyortiran sel dapat dilakukan pada PBMC atau lebih baik pada sel T CD4+ yang telah diisolasi (Lihat Catatan 6). Kami disini memberikan prosedur penyortiran sel pada sel T CD4+ yang telah diisolasi dari PBMC.
Catatan 6: Panel staining diindikasikan pada panel Tabel 1 dapat digunakan untuk menyortir sel Tph jika sampel mengandung berbagai jenis sel mononuklear (misalnya PBMC). Untuk assay yang membutuhkan TCR triggering, direkomendasikan untuk isolasi sel T CD4+ dari jaringan sebelum penyortiran untuk menghindari kebutuhan marker CD3 pada panel tersebut. Jika tidak, staining untuk CD3 dan selanjutnya mengaktivasi sel T dengan antibodi CD3 dapat mencegah aktivasi sel dan proliferasi secara optimal.
Catatan 7: Langkah ini direkomendasikan ketika sel dicampurkan dengan cocktail antibodi-MACS. Dibanding menggunakan tabung 50 mL, tabung 15 memiliki area lebih terbatas dan memungkinkan kontak optimal antara sel dan antibodi.
Catatan 8: Hindari paparan EDTA secara lama karena dapat menyebabkan sel adheren.
Antibodi | Klon | Fluorokrom | Brand | Ukuran |
Live/dead | – | PI | #E-CK-A165 Elabsceince | 100T |
CD8a | HIT8a | Elab Fluor® 488 | #E-AB-F1271L Elabscience | 100T |
CD56 | MY31 | Elab Fluor® 488 | #E-AB-F1270L Elabscience | 100T |
CD19 | CB19 | Elab Fluor® 488 | #E-AB-F1004L Elabscience | 100T |
CD45RA | HI100 | APC-Cy7 | #100-0317 StemCell | 100T |
CD25 | BC96 | FITC | #E-AB-F1194C Elabscience | 100T |
CD127 | A019D5 | Alexa Fluor® 700 | #351344 Biolegend | 100T |
PD-1 | EH12.2H7 | Brilliant Violet 711 | #329928 Biolegend | 100T |
CXCR5 | J252D4 | Brilliant Violet 421 | #356920 Biolegend | 100T |
1) Staining Flow Cytometry untuk Penyortiran Sel
2) Strategi Gating untuk Penyortiran Sel Tph
Catatan 9: Saat menganalisa sel T dari darah, langkah ini bersifat opsional karena Treg pada darah biasanya tidak mengekspresikan PD-1 dan akhirnya juga gating negatif PD-1. Untuk membandingkan populasi sel Tph dengan populasi lainnya seperti Th1 dan Th17, marker untuk CXCR3 dan CCR6 dapat ditambahkan pada panel (Gambar 2). Sel Th17 dideskripsikan sebagai sel CCR6+ CXCR3- sedangkan Th1 sebagai sel T CCR6- CXCR3+.
3) Staining Intracellular pada Sel yang Disortir dan Strategi Gating
Catatan 10: Teknik lain dapat digunakan untuk mendeteksi protein CXCL13 (#E-EL-H0053 Elabscience) dan IL-21 (#E-EL-H2450 Elabscience), termasuk analisis supernatan menggunakan metode ELISA. Untuk running ELISA, sel harus distimulasi selama 1-3 hari sebelum pengambilan supernatan.
Catatan 11: Untuk menstimulasi sel dengan Dynabeads, rasio yang digunakan antara bead/sel yaitu 1:5. Sebagai contoh, 1 juta sel distimulasi dengan 5 μL Dynabeads. Sebagai alternatif, plate dengan antibodi anti-CD3 dan soluble anti-CD28 yang telah di-coating juga dapat digunakan.
Catatan 12: Foxp3/Transcription Factor Staining Kit (#E-CK-A108 Elabscience) dapat digunakan baik untuk staining intranuklear dan intraselular. Perbedaan diantara kedua staining assay adalah waktu inkubasi antibodi (30 vs 60 menit) dan kondisi suhu (4°C vs suhu ruang).
Antibodi | Klon | Fluorokrom | Brand | Ukuran |
Live/dead | – | PI | #E-CK-A165 Elabscience | 100T |
CD3 | UCHT1 | PE-Cy7 | #E-AB-F1230H Elabscience | 100T |
CD14 | M5E2 | APC | #E-AB-F1209E Elabscience | 100T |
CD27 | O323 | FITC | #E-AB-F1140C Elabscience | 100T |
IgD | IA6-2 | Elab Fluor® Violet 450 | #E-AB-F1171Q Elabscience | 100T |
CD19 | HI19a | Elab Fluor® Violet 450 | #E-AB-F1304Q Elabscience | 100T |
CD38 | HIT2 | PE/Cyanine7 | #E-AB-F1058H Elabscience | 100T |
4) Kokultur sel T dengan Sel B Memori
Catatan 13: Komparasi terhadap populasi sel Tfh PD-1+ CXCR5+ disortir berguna sebagai kontrol positif.
C. Referensi
D. Artikel Terkait