Teknik ELISPOT (Enzyme-Linked ImmunoSpot)
ELISPOT (Enzyme-Linked ImmunoSpot) berasal dari teknik ELISA, suatu teknik yang serupa dengan ELISPOT, dan bintik-bintik (spots) digunakan sebagai hasil pembacaan pengujian. ELISPOT merupakan metode yang awalnya diciptakan pada tahun 1983 untuk mendeteksi produksi bakteri enterotoksin termofobik, dan saat ini digunakan untuk penghitungan sel B spesifik sekresi antibodi. Format pengujian tersebut diadaptasi untuk mendeteksi sel yang mensekresi sitokin dan hingga saat ini dengan prinsip pengujian yang sama.
Keunggulan ELISPOT:
Prinsip ELISPOT
ELISPOT memungkinkan penghitungan sel tunggal yang mensekresikan analit spesifik (analit = zat yang diukur atau “dianalisis”). Prasyarat utama ELISPOT adalah tersedianya antibodi, optimalnya berupa pasangan antibodi yang dapat berikatan dengan analit. Keuntungan menggunakan pasangan antibodi, di mana masing-masing antibodi mengenali epitop analit yang berbeda.
Secara umum, jika suspensi sel tunggal dan antibodi mengenali analit yang disekresikan oleh sel tersebut tersedia, maka metode ELISPOT mungkin digunakan untuk menghitung berapa banyak sel dalam suspensi tersebut yang mensekresi analit target tersebut (misalnya, IFNɣ) dalam kondisi tertentu (misalnya, saat sel imun terpapar antigen). Cara termudah yaitu dengan imobilisasi antibodi pada 96-well plate berlapis membran. Suspensi sel ditambahkan ke sumuran plate kemudian diinkubasi, dalam berbagai kondisi dalam waktu singkat (beberapa jam hingga hari) untuk memungkinkan sel mensekresikan analit. Setelah analit disekresikan, antibodi terimobilisasi pada dasar membran sumur tersebut akan menangkap analit melalui pengikatan non-kovalen afinitas tinggi. Suspensi sel dihilangkan dan antibodi lain pengenal analit ditambahkan. Antibodi kedua sebaiknya mengenali epitope analit berbeda lainnya untuk pengikatan optimal. Hasil berupa kompleks sandwich antara analit (tengah) dan dua antibodi. Antibodi pendeteksi yaitu antibodi sekunder terbiotinilasi (terikat kovalen dengan biotin) untuk memungkinkan amplifikasi sinyal. Setelah penambahan bertahap kompleks enzim streptavidin dan substrat dimana substrat dikonversi akan mengendap pada membran di lokasi tempat penangkapan analit target, sehingga membentuk bintik-bintik (spots) berwarna.
Hasil pengujian ELISPOT berupa bintik-bintik berwarna pada membran. Satu titik adalah jejak satu sel yang mengeluarkan analit target. Morfologi titik sebenarnya mencerminkan kinetika sekresi analit. Setelah analit disekresikan, analit tersebut langsung ditangkap oleh antibodi pelapis di sekitar sel. Semakin banyak analit yang disekresikan (dan semakin cepat), semakin jauh analit tersebut dapat berdifusi keluar dari sel sehingga penangkapan mengikuti gradien konsentrasinya, kemudian sepenuhnya terikat oleh pilihan antibodi penangkap. Proses difusi dan penangkapan ini menentukan penampakan bintik secara keseluruhan, umumnya bagian tengah lebih gelap (konsentrasi analit terikat tinggi) dengan intensitas warna memudar pada pinggiran bintik (konsentrasi analit terikat menurun).
Langkah-langkah pengujian ELISPOT adalah:
ELISPOT yang tepat harus memiliki:
ELISPOT wajib terdiri dari komponen-komponen berikut:
Alat-alat laboratorium yang penting untuk pekerjaan ELISPOT dan preparasi sel/jaringan:
Proses Coating
Langkah coating memakan waktu hingga beberapa jam dan biasanya dilakukan dalam waktu semalam. Tidak dianjurkan melakukan pengujian ELISPOT secara spontan. Well-plate yang telah ter-coating alangkah baiknya telah disediakan oleh produsen komersial sebagai alternatif yang mudah dan dengan reprodusibilitas tinggi. Ketidakkonsistenan dalam in-house ELISPOT dapat menghasilkan variabilitas tinggi antar sumuran dan dapat menyebabkan sumuran yang tidak digunakan menunjukan bintik samar saat proses washing akibat error dalam desain in-house.
Tahap Deteksi
Antibodi pendeteksi biotinilasi digunakan di ELISPOT untuk melakukan amplifikasi sinyal. Manufaktur dan produsen komersial saat ini sudah melabelkan antibodi sekunder dengan banyak enzim sehingga amplifikasi biotin-avidin yang tidak perlu dapat eliminasi serta substrat dapat ditambahkan setelah antibodi sekunder.
Pengujian ELISPOT dapat dilakukan pada jenis sampel berikut:
Faktor-faktor utama berhubungan dengan sampel ELISPOT sebagai berikut:
ELISPOT Kits dari DAKEWE
Katalog | Deskripsi | Ukuran | Unit |
2110002 | Human IFN-y Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
2110005 | Human IFN-y Precoated ELISPOT Kit (strips) | 96T | Kit |
2110202 | Human IL-2 Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
2111002 | Human IL-10 Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
2111702 | Human IL 17A Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
2117202 | Human TNF-a Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
2110025 | Human TB IFN-y Precoated ELISPOT Kit (strips) | 96T | Kit |
2110022 | Human TB IFN-y Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
Katalog | Deskripsi | Ukuran | Unit |
2210002 | Mouse IFN-y Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
2210005 | Mouse IFN-y Precoated ELISPOT Kit (strips) | 96T | Kit |
2210402 | Mouse IL-4 Precoated ELISPOT Kit | 96T | Kit |
Katalog | Deskripsi | Ukuran | Unit |
2030111 | Magi coating buffer | 10mL | Bottle |
2030411 | PHA | 50T | Kit |
2030421 | PMA+lonomycin | 50T | Kit |
2030613 | AEC coloring system | 10×961 | Kit |
2130014 | ALL-IN-ONE Human ELISPOT Accessory Kit | 10×961 | Kit |
2230014 | ALL-IN-ONE Mouse ELISPOT Accessory Kit | 10×961 | Kit |
2030611 | AEC Coloring System | 96T | Kit |
Fluorospot
Pengujian Fluorospot dengan sistem deteksi menggunakan fluorofor dimana prosedur pengujian serupa dengan ELISPOT enzimatik dual-color atau multiple color. Dua atau tiga antibodi penangkap afinitas terhadap analit berbeda dapat digunakan untuk coating, kemudian sel diinkubasi dan lalu dihilangkan untuk mendeteksi analit. Deteksi bintik dapat dihasilkan oleh antibodi pendeteksi terkonjugasi fluorokrom. Pewarna fluoresen yang paling umum digunakan secara berurutan yaitu FITC, Cy3, Cy5, dan DAPI. Persyaratan utama untuk menjalankan uji Fluorospot adalah tersedianya ELISPOT Reader dengan filter untuk setiap fluorokrom. Instrumentasi ini cenderung lebih mahal dibandingkan Reader biasa sehingga penggunaan Flurospot masih tantangan bagi laboratorium..
Referensi: