Deteksi Marker-Marker dan Pengukuran Fungsi Hati dan Ginjal

Deteksi Marker-Marker dan Pengukuran Fungsi Hati dan Ginjal

Deteksi Marker-Marker dan Pengukuran Fungsi Hati dan Ginjal

A.  Introduksi Fungsi Hati dan Ginjal

Paparan zat beracun atau berbahaya dapat mempengaruhi tubuh melalui berbagai cara. Saat zat kimia berbahaya diserap, zat tersebut melewati berbagai sistem tubuh dan dapat mempengaruhi fungsi organ tertentu. Tubuh memiliki mekanisme untuk memproses dan membuang zat berbahaya tersebut, terutama oleh hati dan ginjal. Kemampuan untuk membuang zat berbahaya ini dapat mengurangi dampak negatifnya pada berbagai organ tubuh.

Pembuangan zat berbahaya merupakan salah satu dari banyak fungsi hati dan ginjal. Ginjal mampu menjaga volume darah, serta regulasi mineral dan nutrien dalam darah. Hati dapat mengubah nutrien menjadi energi, membentuk protein, dan menyimpan karbohidrat. Meskipun kedua organ cukup tangguh dalam membuang zat berbahaya, gangguan dan kerusakan dapat terjadi selama proses pembuangan.

Kerusakan ginjal dan hati dapat bersifat akut atau kronis. Kerusakan akut adalah kerusakan yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat antara paparan racun dan timbulnya gejala medis. Kerusakan kronis merupakan kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, seringkali bertahun-tahun. Pendeteksian penyakit akut atau kronis dapat menjadi rumit bergantung jenis racun dan tingkat paparannya.

B.  Pendeteksian Penyakit Hati atau Ginjal

Deteksi penyakit hati dan ginjal kronis biasanya terdiri dari pengujian untuk mengukur fungsi normal kedua organ tersebut, dibandingkan melakukan pengujian untuk mengukur atau menemukan zat berbahaya dikarenakan sulitnya mendeteksi zat ini di dalam tubuh. Pengujian darah merupakan pengujian fungsi hati dan ginjal yang paling umum. Profil kimia darah dalam uji fungsi ini mencakup enam uji fungsi hati dan dua uji fungsi ginjal.

C.  Pengujian Fungsi Hati

Pengujian fungsi hati terdiri dari pengujian kadar enzim-enzim dan bilirubin. Enzim biasanya dapat ditemukan dalam hepatosit dan pada tingkat normal bersirkulasi dalam aliran darah perifer. Saat hati mengalami inflamasi atau kerusakan, enzim-enzim tersebut akan dilepaskan ke darah dalam kuantitas tidak normal, sehingga mengakibatkan peningkatan kadar dalam darah perifer. Bilirubin yang diproduksi dari degradasi eritrosit dan ketika hati mengalami kerusakan, bilirubin tidak dieliminasi oleh hati, sehingga kadarnya akan meningkat dalam darah.

Marker-marker pengujian fungsi hati:

  • Bilirubin
  • Alanine aminotransferase (ALT)
  • Aspartate aminotransferase (AST)
  • Alkaline phosphatase (ALP)
  • Gamma glutamic transpeptidase (GGT)
  • Lactic dehydrogenase (LD or LDH)
SKU Deskripsi Reader Wavelength
E-BC-K761-M Direct Bilirubin (DBIL) Colorimetric Assay Kit Colorimetric Plate Reader 565 nm
E-BC-K760-M Total Bilirubin (TBIL) Colorimetric Assay Kit Colorimetric Plate Reader 566 nm
E-BC-K235-M Alanine Aminotransferase (ALT/GPT) Activity Assay Kit Colorimetric Plate Reader 500-520 nm
E-BC-K235-S Alanine Aminotransferase (ALT/GPT) Activity Assay Kit Spectrophotometer 505 nm
E-BC-F038 Alanine Aminotransferase (ALT/GPT) Activity Fluorometric Assay Kit Fluorometric Plate Reader Ex/Em=535 nm/587 nm
E-BC-K236-M Aspartate Aminotransferase (AST/GOT) Activity Assay Kit Colorimetric Plate Reader 500-520 nm
E-BC-K236-S Aspartate Aminotransferase (AST/GOT) Activity Assay Kit Spectrophotometer 505 nm
E-BC-F043 Aspartate Aminotransferase (AST/GOT) Activity Fluorometric Assay Kit Fluorometric Plate Reader Ex/Em=535 nm/587 nm
E-BC-K009-M Alkaline Phosphatase (ALP) Activity Assay Kit (PNPP method) Colorimetric Plate Reader 400-415 nm, optimum: 405 nm
E-BC-K091-M Alkaline Phosphatase (ALP) Activity Assay Kit Colorimetric Plate Reader 500-530 nm, optimum: 520 nm
E-BC-K091-S Alkaline Phosphatase (ALP) Activity Assay Kit Spectrophotometer 520 nm
E-BC-K126-M γ-Glutamyl Transferase (GGT/γ-GT) Activity Assay Kit Colorimetric Plate Reader 405 nm
E-BC-K046-S Lactate Dehydrogenase (LDH) Activity Assay Kit Spectrophotometer 450 nm
E-BC-K046-M Lactate Dehydrogenase (LDH) Activity Assay Kit Colorimetric Plate Reader 440-460 nm, optimum: 450 nm
E-BC-K766-M Lactate Dehydrogenase (LDH) Activity Assay Kit (WST-8 method) Colorimetric Plate Reader 450 nm
E-EL-0076 Bb(Bilirubin) ELISA Kit Colorimetric Plate Reader 450 nm
E-EL-H0866 Human D-LDH(D-Lactate Dehydrogenase) ELISA Kit Colorimetric Plate Reader 450 nm
E-EL-H1976 Human PLAP/ALPP(Placental Alkaline Phosphatase) ELISA Kit Colorimetric Plate Reader 450 nm
E-EL-H2598 Human ALPL(Alkaline Phosphatase, Liver/Bone/Kidney) ELISA Kit Colorimetric Plate Reader 450 nm

D.  Pengujian Fungsi Ginjal

Pengujian fungsi ginjal umum menggunakan marker produk metabolisme, urea dan creatinine. Blood urea nitrogen (BUN) diproduksi oleh pemecahan protein dan terbentuk di hati yang selanjutnya dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan. Creatinine adalah produk pemecahan protein otot tertentu dan dikeluarkan oleh ginjal. Jika ginjal mengalami kerusakan dan tidak dapat mengeluarkan zat-zat ini secara normal, kadar BUN dan creatinine dalam darah akan mengalami kenaikan.

Marker-marker pengujian fungsi hati:

  • Blood urea nitrogen (BUN)
  • Creatinine
SKU Deskripsi Reader Wavelength
E-BC-K183-M Urea (BUN) Colorimetric Assay Kit (Urease Method) Colorimetric Plate Reader 565-595 nm, optimum: 580 nm
E-BC-K183-S Urea (BUN) Colorimetric Assay Kit (Urease Method) Spectrophotometer 580 nm
E-BC-K329-S Urea (BUN) Colorimetric Assay Kit (Diacetyl Oxime Method) Spectrophotometer 520 nm
E-EL-0058 Cr(Creatinine) ELISA Kit Colorimetric Plate Reader 450 nm
E-BC-K188-M Creatinine (Cr) Colorimetric Assay Kit (Sarcosine Oxidase Method) Colorimetric Plate Reader 510-520 nm, optimum: 515 nm

E.  Penyebab Abnormalitas Fungsi Hati dan Ginjal

Jika hasil pengujian fungsi hati atau ginjal terdapat kenaikan pada marker-marker, langkah selanjutnya adalah penentuan penyebab peningkatan tersebut. Penting diketahui bahwa hasil uji fungsi hati atau ginjal bukan merupakan hasil diagnosis, tetapi hanya digunakkan sebagai indikator fungsi abnormal. Penyebab peningkatan marker-marker fungsi hati yang paling umum adalah hepatitis dan/atau efek zat toksik seperti alkohol. Penyebab umum kerusakan ginjal meliputi diabetes dan tekanan darah tinggi. Kerusakan ginjal dan hati juga dapat dikaitkan dengan stres dan pekerjaan. Bahan kimia organik tertentu, seperti karbon tetraklorida, dapat menyebabkan penyakit hati dan ginjal. Penyerapan logam berat oleh tubuh juga dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis.

F.   Referensi

  1. Moitra V et al. 2006. Monitoring hepatic and renal function. Anesthesiol Clin. 24(4):857-80, viii-ix.
  2. Piano S et al. 2017. Why and how to measure renal function in patients with liver disease. Liver Int. 37 Suppl 1:116-122.
  3. Berry K et al. 2022. Hepatic and renal function impact concentrations of plasma biomarkers of neuropathology. Alzheimers Dement (Amst). 12;14(1):e12321.
  4. Gounden V, Bhatt H, Jialal I. Renal Function Tests. [Updated 2024 July 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
  5. Yao X et al. 2022. Relationship between renal and liver function with diabetic retinopathy in patients with type 2 diabetes mellitus: a study based on cross-sectional data. Sci Rep. 7;12(1):9363.
  6. Walle M et al. 2022. The Diagnostic Value of Hepatic and Renal Biochemical Tests for the Detection of Preeclampsia Among Pregnant Women Attending the Antenatal Care Clinic at the University of Gondar Comprehensive Specialized Hospital, Gondar, Northwest Ethiopia. Int J Gen Med. 10;15:7761-7771.
  7. Majoni SW et al. 2020. Baseline liver function tests and full blood count indices and their association with progression of chronic kidney disease and renal outcomes in Aboriginal and Torres Strait Islander people: the eGFR follow- up study. BMC Nephrol. 1;21(1):523.