Mitokondria adalah organel bermembran ganda yang terdapat di hampir semua sel eukariotik dan berperan sebagai “pembangkit tenaga” sel. Fungsi utamanya adalah menghasilkan energi dalam bentuk ATP melalui proses fosforilasi oksidatif. Dalam proses ini, produk katabolik seperti asam lemak, glukosa, badan keton, dan asam amino dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam siklus TCA untuk menghasilkan substrat energi yang kemudian digunakan dalam rantai transpor elektron (ETC) guna menjalankan fosforilasi oksidatif.

Proses fosforilasi oksidatif berlangsung di membran dalam mitokondria. Karena membran dalam ini bersifat tidak dapat ditembus oleh sebagian besar ion dan molekul kecil, terjadi pemompaan proton yang menciptakan potensial membran. Potensial ini kemudian dimanfaatkan oleh enzim ATP sintase untuk mengubah ADP menjadi ATP. Oleh karena itu, sifat impermeabel dari membran dalam serta potensial membran mitokondria menjadi aspek penting dalam menjalankan fungsi vital mitokondria sebagai pusat produksi energi sel.

Terdapat beberapa peran lain dari mitokondria selain pembentukan ATP, yaitu dapat menghasilkan antioksidan dan senyawa intermediet, serta dapat merespon stimulus apoptosis melalui lepasnya sitokrom C ke sitosol. Proses apoptosis dapat terhambat apabila terdapat kerusakan pada mitokondria. Ketika terjadi kerusakan, produksi sitokrom C meningkat di matriks mitokondria. Sitokrom C kemudian memicu sintesis Apoptotic Activating Factor 1 (APAF 1) oleh ribosom pada retikulum endoplasmik. Faktor ini, bersama dengan dATP, membentuk kompleks yang disebut apoptosom.

Pembentukan apoptosom menyebabkan terbukanya pori transien (PT pore) pada membran mitokondria, yang meningkatkan permeabilitasnya. Perubahan ini akan mengaktifkan caspase inisiator, yaitu caspase 9, yang kemudian mengaktifkan caspase 3. Caspase 3 bertindak sebagai caspase eksekutor dan menginduksi sintesis berlebih dari enzim DNAase. Aktivitas DNAase ini menyebabkan fragmentasi kromosom, yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel melalui mekanisme apoptosis.

Gambar 1. Aktivasi sistem Caspase oleh sitokrom C.
(Sumber: Ahsani, D.N. 2014)

Indogen menyediakan berbagai kit dan dye flourescence untuk berbagai pengujian aktivitas mitokondria. Berikut merupakan produk-produk dari ABPBio yang kami suplai.

Tabel 1. Produk Kit Uji Aktivitas Mitokondria Brand ABPBio

Tabel 2. Produk Annexin Fluorescence Uji Aktivitas Mitokondria Brand ABPBio

Tabel 3. Produk Fluorescence Uji Aktivitas Mitokondria Brand ABPBio

Untuk pertanyaan produk dan stok lebih lanjut Bapak/Ibu dapat menghubungi kami PT. Indogen melalui email asri.indogen@gmail.com atau melalui WhatsApp berikut untuk fast respon WhatsApp Indogen.

Artikel Terkait:

1. https://indogen.id/deteksi-ferroptosis-dan-cuproptosis/
2. https://indogen.id/marker-marker-dalam-penglasifikasian-kanker-payudara-triple-negatif-part-2-klasifikasi-patologi-karakterisasi-genomik-proteomik-dan-analisis-transkriptomik/
3. https://indogen.id/marker-marker-dalam-penglasifikasinan-kanker-payudara-triple-negatif-part-1-klasifikasi-molekuler/
4. https://indogen.id/reagents/
5. https://indogen.id/peran-peran-metode-flow-cytometry-dalam-integrasi-teknik-deteksi-laboratorium/

Sumber:

1. Ahsani, D. N. (2014). Mitokondria sebagai target terapi kanker. JKKI: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 1-11.
2. Laksono, S., & Fiyani, N. (2022). Defisiensi Mikronutrien pada Gagal Jantung: Disfungsi Mitokondrial sebagai Patofisiologi. UMI Medical Journal, 7(2), 141-151.
3. Meles, D. K., Mustofa, I., & Wurlina, P. (2018). Aktivitas Alkaloid Achyranthes Aspera Linn Penyebab Kematian Sel Kanker Payudara terhadap Terbentuknya Apoptosome Pada Mitokondria dan Fragmentasi Chromosom.